Pemkot Bima tambah pasokan 2.240 tabung elpiji 3 kilogram

id Kota Bima,NTB,Tabung Elpiji 3 Kilogram,Pemkot Bima

Pemkot Bima tambah pasokan 2.240 tabung elpiji 3 kilogram

Seorang petugas mengangkut tabung gas elpiji 3 kilogram ke dalam truk untuk selanjutnya dibawa ke pangkalan resmi di Mataram, NTB, Selasa (11/6/2024). (ANTARA/Pertamina).

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat menambah pasokan 2.240 tabung gas elpiji guna mengatasi kelangkaan gas ukuran 3 kilogram di wilayah itu.

Kepala Dinas Koperasi dan Perdagangan (Koperindag) Tafsir melalui keterangan tertulis di Mataram, Kamis, mengatakan, pihaknya beserta jajaran sudah melakukan sidak di ESPBE dan agen yang ada.

"Prosedur distribusi atau penyaluran sudah sesuai kuota," ujarnya.

Hal itu disampaikan Tafsir menjawab masukan dan saran dari lembaga legislatif dan keluhan masyarakat akibat dari sulitnya masyarakat memperoleh tabung gas elpiji 3 kilogram.

Baca juga: Pemkot Bima tak tutup mata soal kelangkaan gas elpiji

Ia mengaku penggunaan masyarakat yang meningkat karena banyak masyarakat yang menggunakan di luar peruntukkan saat ini, seperti usaha 'loundry' dan peternak ayam. Sementara yang seharusnya hanya untuk rumah tangga miskin dan UMKM.

"Tapi alhamdulillah Pemkot Bima tidak berdiam diri dan menutup mata, ada penambahan 2.240 gas elpiji. Tanggal 6 Agustus sebanyak 1.120 tabung dan pada tanggal 7 sebanyak 1.120 tabung dikirim," terangnya.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan BM Sumbawa bahwa akan dilakukan penambahan fakultatif untuk kebutuhan di Kota Bima.

Baca juga: Kelangkaan elpiji di Kota Bima akibat belum ada pasokan dari Pertamina

Tafsir menegaskan bahwa keluhan masyarakat terhadap pasokan gas elpiji bukan karena kelangkaan, melainkan karena tingginya kebutuhan masyarakat. Hal ini juga dipicu akibat dari penggunaan masyarakat yang bukan seharusnya.

Dari hasil pengawasan dan sidak yang dilakukan, pelaku UMKM yang seharusnya hanya 16 tabung sebulan, sementara di beberapa UMKM bisa menghabiskan 2 sampai 3 tabung per hari

"Itu artinya kebutuhan UMKM yang meningkat sehingga mengurangi kebutuhan masyarakat lain," katanya.