Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid mengatakan bahwa partai berlambang pohon beringin itu sudah terbiasa dalam menghadapi turbulensi, seperti peralihan kepemimpinan yang berlangsung singkat pada akhir-akhir ini.
Buktinya, kata dia, Airlangga Hartarto yang menyatakan mundur sebagai Ketua Umum pada Minggu (11/8), lalu dua hari kemudian sudah langsung ada penggantinya. Adapun pada Selasa (13/8), Partai Golkar mengumumkan Agus Gumiwang Kartasasmita diangkat menjadi Plt Ketua Umum.
"Sesudah itu kita menetapkan Rapimnas, kemudian Munas, karena Rapimnas adalah bagian daripada institusi organisasi untuk menjustifikasi pelaksanaan Munas," kata Nurdin di Jakarta, Rabu.
Walaupun terbilang berlangsung singkat, menurutnya, keputusan-keputusan partai tersebut dilalui dengan musyawarah dan mufakat, sehingga nantinya pemilihan ketua umum definitif pun tidak akan terhambat dalam proses Munas.
Baca juga: Calon Ketua Umum Golkar mengerucut ke Bahlil
Selain itu, menurutnya, turbulensi yang terjadi di Partai Golkar itu pun bukan merupakan "cawe-cawe" dari pemerintah, karena dia mengaku sudah memimpin Munas Partai Golkar selama tiga kali, dan tidak ada intervensi tersebut.
"Karena kita punya mekanisme dan sistem tersendiri," kata mantan Ketua Umum PSSI itu.
Pada Selasa (13/8) malam, Rapat Pleno DPP Partai Golkar memutuskan memilih Agus Gumiwang sebagai Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto yang menyatakan mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Selanjutnya, dia pun mengumumkan bahwa pelaksanaan rapat pimpinan nasional (Rapimnas) dan musyawarah nasional (Munas) pada 20 Agustus 2024. Beberapa hal yang akan dibahas dalam Rapimnas dan Munas tersebut yakni langkah politik partai hingga penentuan Ketua Umum Partai Golkar.
Baca juga: "Pohon beringin" bergoyang di tengah isu reshuffle kabinet
Baca juga: Idrus Marham yakin tak ada cawe-cawe Istana
Baca juga: Rapat pleno Partai Golkar akan putuskan jadwal munas
"Sesudah itu kita menetapkan Rapimnas, kemudian Munas, karena Rapimnas adalah bagian daripada institusi organisasi untuk menjustifikasi pelaksanaan Munas," kata Nurdin di Jakarta, Rabu.
Walaupun terbilang berlangsung singkat, menurutnya, keputusan-keputusan partai tersebut dilalui dengan musyawarah dan mufakat, sehingga nantinya pemilihan ketua umum definitif pun tidak akan terhambat dalam proses Munas.
Baca juga: Calon Ketua Umum Golkar mengerucut ke Bahlil
Selain itu, menurutnya, turbulensi yang terjadi di Partai Golkar itu pun bukan merupakan "cawe-cawe" dari pemerintah, karena dia mengaku sudah memimpin Munas Partai Golkar selama tiga kali, dan tidak ada intervensi tersebut.
"Karena kita punya mekanisme dan sistem tersendiri," kata mantan Ketua Umum PSSI itu.
Pada Selasa (13/8) malam, Rapat Pleno DPP Partai Golkar memutuskan memilih Agus Gumiwang sebagai Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto yang menyatakan mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Selanjutnya, dia pun mengumumkan bahwa pelaksanaan rapat pimpinan nasional (Rapimnas) dan musyawarah nasional (Munas) pada 20 Agustus 2024. Beberapa hal yang akan dibahas dalam Rapimnas dan Munas tersebut yakni langkah politik partai hingga penentuan Ketua Umum Partai Golkar.
Baca juga: "Pohon beringin" bergoyang di tengah isu reshuffle kabinet
Baca juga: Idrus Marham yakin tak ada cawe-cawe Istana
Baca juga: Rapat pleno Partai Golkar akan putuskan jadwal munas