Mensos ingatkan mahasiswa agar berani jadi agen perubahan

id mensos risma,agen perubahan,inovasi mahasiswa ,program pena,disabilitas mandiri,bantuan sosial,kemensos

Mensos ingatkan mahasiswa agar berani jadi agen perubahan

Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini menjadi narasumber dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiwa Baru (PKKMB) di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Senin (19/8/2024). (ANTARA/HO-Biro Humas Kemensos)

Jakarta (ANTARA) -
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengingatkan mahasiswa baru Universitas Negeri Surabaya (Unesa) agar berani menerobos kemapanan, berani menjadi agen perubahan, untuk kebaikan dan perubahan yang lebih baik.
 
Dalam rilis yang disiarkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) di Jakarta pada Selasa, Mensos Risma juga menyampaikan karya-karya dan inovasi mahasiswa sangat dibutuhkan untuk negara ini.
 
"Kalau tidak ada perubahan, tidak ada kemajuan. Tanpa karya dan inovasi kalian, kita akan sama saja seperti dijajah kembali,” ujar Mensos Risma.
 
Mensos mengingatkan mahasiswa berprestasi bukan hanya di bidang akademik saja, melainkan bisa dalam bidang sosial ataupun olahraga, sehingga dapat mengubah lingkungan bahkan negara menjadi lebih baik lagi.
 
Pada kesempatan tersebut Mensos Risma juga menyampaikan keberhasilan Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) yang dilakukan Kemensos. 
 
Penerima Manfaat (PM) Program PENA adalah keluarga tidak mampu yang menerima bantuan sosial (bansos), namun dilatih untuk bisa hidup mandiri. Mereka dilatih berusaha, mendapat permodalan usaha, dilatih literasi keuangan, pengemasan, hingga pemasaran.
 
Mensos menyebutkan saat ini sekitar 31.000 peserta PENA sudah bisa mandiri secara ekonomi, sehingga mereka graduasi atau dikeluarkan dari penerima bansos karena usahanya sudah berhasil.
 
Tidak hanya itu Mensos Risma juga memberikan semangat kepada mahasiswa penyandang disabilitas untuk terus berkarya. Baginya, siapapun punya hak untuk sukses, seperti penerima manfaat Kemensos asal Pekalongan bernama Gading yang berhasil mandiri.
 
Mensos menceritakan Gading memiliki keterbatasan, namun kondisi disabilitas fisik yang dialami tidak menutup kesempatannya menjadi sukses. Setelah mendapat bantuan motor roda tiga dari Kemensos untuk berjualan minuman keliling, usaha Gading berkembang pesat.

Baca juga: Cerita anak-anak Kei Besar melabuhkan mimpi di kapal perang
Baca juga: Mensos hapus stigma penderita kusta
 
Semula pendapatannya Rp 500.000 per hari, kata dia, setelah menerima bantuan Kemensos mendapat Rp 1,1 juta per hari.
 
"Tidak ada yang tidak mungkin. Semua mungkin, hanya kita mau atau tidak. Ayo tetap semangat, kerja keras. Jangan ada kata menyerah, jangan pernah ada kata capek. Ayo bangkit, hanya kalian yang bisa mengubah hidup kalian" ujar Mensos Risma.
 
Kepada mahasiswa baru Unesa yang mengalami disabilitas, Mensos Risma pun berjanji akan menyediakan alat bantu guna memudahkan aktivitas sehari-hari dan menunjang proses menimba ilmu.