Petani Jawa kuno tentukan musim tanam dengan rasi bintang

id BRIN,Rasi bintang,Masyarakat Jawa kuno,Musim tanam padi

Petani Jawa kuno tentukan musim tanam dengan rasi bintang

Petani menanam padi di persawahan Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur, Kamis (17/10/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Mada/tom.

Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Antonia Rahayu Rosaria Wibowo mengungkapkan petani di Jawa pada masa lalu mengamati rasi bintang untuk menentukan waktu menanam padi.

Ia menerangkan, masyarakat Jawa kuno menjadikan rasi bintang Orion, atau dalam bahasa lokal disebut Waluku yang berarti bajak, sebagai pertanda sudah masuk musim hujan sehingga mereka mulai menanam padi.

"Rasi bintang ini terdiri dari bintang kembar yang berjajar membentuk seperti bajak. Ketika mereka melihat Orion atau Waluku yang muncul di langit timur saat matahari terbenam, artinya musim hujan telah dimulai," kata Antonia dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta pada Jumat.

Setelah melihat rasi bintang Orion di langit setelah matahari terbenam, para petani akan menggenggam pasir atau gabah di tangannya. Kemudian, tangan yang memegang pasir atau gabah tersebut diangkat ke arah rasi bintang lalu dimiringkan.

"Kalau gabah atau pasir yang mereka pegang itu jatuh, artinya mereka sudah bisa menanam," imbuhnya.

Selain mengamati rasi bintang, kata Antonia, masyarakat Jawa memiliki semacam kalender untuk menentukan musim tanam yang disebut Pranoto Mongso. Terdapat 12 bulan dalam penanggalan Pranoto Mongso dimana bulan pertama yang disebut Kasa dimulai pada pertengahan Juni saat titik balik matahari.

Baca juga: BRIN partners with China to develop satellite constellation

"Jumlah hari dalam setiap musim juga tidak sama. Dalam masing-masing musim terdapat ciri-ciri yang bisa manusia amati seperti perilaku hewan, perkembangan tumbuhan, dan situasi alam sekitar," ujar dia.

Antonia mencontohkan, bulan kelima yakni Kalima pada pertengahan Oktober hingga awal November yang merupakan periode dimana petani mulai menanam padi.

Baca juga: BRIN dorong kemitraan kolaboratif kemajuan teknologi di ASEAN

"Pedomannya adalah pancuran emas sumawur ing jagad atau pancuran emas menyinari dunia. Tanda alam yang diamati adalah hujan besar, pohon asam Jawa mulai menumbuhkan daun muda, ulat mulai bermunculan, laron keluar dari liang, lempuyang dan temu kunci itu mulai bertunas," paparnya.

Apabila tanda-tanda alam tersebut mulai muncul para petani menyiapkan saluran air ke lahan dan mulai menanam padi.

"Sawah siap ditanami karena sudah mau hujan," ujar Antonia menambahkan.