Mataram (ANTARA) - Pendapatan pedagang kuliner lokal di Pantai Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat mengalami penurunan hingga 50 persen selama penataan destinasi pariwisata di kawasan tersebut.
“Sebelum ada pembangunan bisa saya dapat Rp1 juta, kalau sekarang hanya Rp500 ribu per harinya, berkurang sampai 50 persen” kata Neni, salah seorang pedagang aneka jajanan di Pantai Ampenan, Jumat.
Neni menuturkan pihaknya tidak berani membuat banyak macam jajanan untuk dijual sejak penataan dilakukan. Hal itu dilakukannya untuk menghindari kerugian jika jajanan yang dibuat tidak semua laku terjual.
Baca juga: Pantai Ampenan direvitalisasi agar bergeliat dongkrak ekonomi lokal
Hal serupa juga dialami oleh Fatmawati, seorang pedagang es campur di Pantai Ampenan. Ia mengatakan selama penataan Pantai Ampenan dilakukan, pengunjung yang datang berkurang dan hal itu berdampak pada orang yang membeli dagangannya.
“Pengunjung agak sepi sekarang selama ada penataan ini, hasil jualan kalau dihitung-hitung berkurang sampai 50 persen,” kata Fatmawati.
Fatmawati menuturkan bahwa ia tidak berpikir bahwa dengan adanya penataan dari Pantai Ampenan itu akan menurunkan hasil jualannya.
Baca juga: Pantai Ampenan Mataram mulai direnovasi
Sebelum penataan dilakukan, ia mengaku bisa mendapatkan omset sampai Rp400 ribu per harinya. Sekarang, saat penataan berlangsung ia hanya bisa mendapat omset Rp150 ribu per hari.
Fatmawati berharap pendapatannya dapat kembali normal atau bahkan meningkat setelah penataan Pantai Ampenan rampung.
“Semoga kawasan Pantai Ampenan semakin ramai setelah adanya penataan ini,” ucapnya.
Pemerintah Kota Mataram melakukan Penataan Pantai Ampenan sejak Juli 2024. Penataan itu dilaksanakan menggunakan anggaran bantuan pemerintah pusat sebesar Rp4,5 miliar.
Penataan Pantai Ampenan yang meliputi penataan lapak pedagang, penempatan berugak, dan mini amphitheater itu diharapkan rampung pada tahun 2025.
Baca juga: Pemkot Mataram butuh Rp45 miliar untuk pengaman tanggul pantai