ASITA NTB kembali gelar Rinjani Travel Mart 2024 pada 4-6 November 2024

id NTB,ASITA NTB,Rinjani Travel Mart 2024,Pariwisata NTB

ASITA NTB kembali gelar Rinjani Travel Mart 2024 pada 4-6 November 2024

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Dewantoro Umbu Joka didampingi pengurus ASITA NTB usai konfrensi pers kegiatan Rinhani Travel Mart ke lima yang digelar di Mataram, Senin (28/10/2024). (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menggelar Rinjani Travel Mart yang kelima pada 4-6 Nopember 2024.

Ketua ASITA NTB, Dewantoro Umbu Joka mengatakan Rinjani Travel Mart (RTM) merupakan kegiatan tahunan yang mempertemukan antara pengusaha nasional sebagai seller (penjual) dan internasional sebagai buyer (pembeli).

Untuk tahun ini, pihaknya mengundang sebanyak 100 pembeli yang berasal dari sejumlah negara, seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Uni Emirat Arab. Sedangkan, untuk seller (penjual) sebanyak 50 orang yang kesemuanya berasal dari NTB.

"Yang sudah terkonfirmasi untuk ikut itu sudah 75 persen. Mereka ini terdiri dari travel agent, pengelola akomodasi. Termasuk tahun ini kami undang itu UMKM dan desa wisata," ujarnya didampingi para pengurus ASITA NTB di Mataram, Senin.

Baca juga: ASITA Pariwisata NTB targetkan transaksi Travel Mart Rp10 Miliar

Ia mengatakan kegiatan RTM ke lima ini mengambil tema kolaborasi dan harmoni untuk pariwisata berkelanjutan dipusatkan di Kota Mataram selaku tuan rumah. Untuk rangkaian kegiatan di hari pertama pada 4 Nopember kedatangan peserta pada pagi hingga siang. Pada malamnya dilaksanakan makan bersama di Pendopo Wali Kota Mataram.

Selanjutnya pada hari kedua 5 Nopember dilaksanakan kegiatan table top atau forum bisnis antara buyer dan seller yang digelar di salah satu hotel di Kota Mataram. Kemudian setelah itu dilaksanakan tur wisata ke sejumlah destinasi di Lombok Selatan, di antaranya mengunjungi Pantai Selong Blanak, Bukit 360 di Sirkuit Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah.

Untuk RTM tahun ini, ASITA NTB, kata Umbu, menargetkan jumlah transaksi mencapai Rp17 miliar. Jumlah ini lebih tinggi dari target RTM 2022 yang digelar di destinasi wisata Sembalun, Kabupaten Lombok Timur yang mencapai Rp15 miliar.

"Jumlah transaksi yang dihasilkan dapat memberikan gambaran seberapa besar wisatawan yang bisa di datangkan ke NTB. Termasuk dampak ekonomi yang dihasilkan untuk rakyat. Target transaksi yang kita harapkan pada RTM 5 kali ini Rp17 miliar," kata Umbu Joka.

Baca juga: Ketua ASITA minta Pemprov NTB fokus jual paket wisata

Menurut dia, kegiatan RTM ini juga merupakan dukungan ASITA NTB terhadap target kunjungan wisatawan ke NTB tahun 2024 sebanyak 2,5 juta wisatawan yang terdiri dari 60 persen wisatawan nusantara dan 40 persen wisatawan mancanegara.

"Promosi dan program kerja kalangan Asosiasi pariwisata NTB bisa menjadi tolak ukur capaian target kunjungan wisatawan ke NTB. Karena itu kegiatan promosi seperti yang kami kemas dalam RTM 5 ini menjadi penting untuk terus dapat di selenggarakan secara paripurna termasuk juga oleh asosiasi pariwisata lainnya yang ada di NTB," terangnya.

Umbu menambahkan agenda-agenda seperti RTM ini menjadi penting mengingat kontribusi yang diberikan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas kunjungan wisatawan ke depan. Kalangan agen wisata yang datang dari luar tentu melakukan evaluasi sejauh mana pelaku dan industri pariwisata NTB mampu meningkatkan kualitas dan fasilitas pendukung destinasi wisata. Salah satunya bagaimana meningkatkan sumberdaya manusia (SDM) dan layanan (service) kepada wisatawan.

Baca juga: Asosiasi pertanyakan penghargaan pariwisata oleh Pemprov NTB

Penasehat ASITA NTB, Akram Wirahadi menilai butuh kerjasama dari seluruh elemen dalam memajukan pariwisata NTB, baik itu pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat.

"Tugas pemda untuk memperhatikan dan mendukung dalam segala hal baik itu dalam membuat kebijakan dan regulasi. Karena bila jumlah kunjungan wisatawan meningkat maka berimplikasi pada pendapatan buat daerah," katanya.

Baca juga: ASITA NTB menyiapkan tur wisata ke Lombok untuk delegasi G20