Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), tahun 2025 menargetkan angka stunting sebesar lima persen dari data kasus saat ini tercatat 7,6 persen atau sekitar 1.900 balita.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram Emirald Isfihan di Mataram, Kamis, mengatakan untuk mengejar target tersebut telah disiapkan berbagai strategi intervensi penanganan.
"Salah satunya, pemberian donasi multivitamin bekerja sama dengan salah satu perusahaan di kota ini," katanya.
Pemberian multivitamin tersebut, kata dia, salah satu solusi untuk anak-anak stunting yang orang tuanya mengaku kesulitan memberikan anak mereka makan. Meskipun dipaksa, anak-anak yang dengan karakter tertentu ada yang tidak mau makan sama sekali kendati dalam jumlah sedikit.
"Karena itu kami akan coba memberikan mereka multivitamin yang memiliki varian rasa disukai anak-anak," katanya.
Baca juga: PKK Mataram prioritas turunkan angka stunting di 2024
Untuk tahap uji coba, pihaknya akan memberikan kepada sekitar 10-20 anak stunting yang terindikasi tidak mau makan.
Sementara untuk program-program lain, lanjutnya, seperti pemberian makanan pendamping dan orang tua asuh bagi balita stunting yang saat ini masih berjalan. Bahkan sekarang ada orang tua asuh ada dari kalangan anggota DPRD Kota Mataram.
"Harapan kami, program orang tua asuh ini bisa terus bertambah sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting di Kota Mataram," katanya.
Untuk mengejar target lima persen kasus stunting tahun 2025, pihaknya tidak bisa menetapkan apakah itu bisa tercapai pada triwulan pertama, kedua, dan seterusnya.
Baca juga: Dinkes Mataram segera rilis data akhir kasus stunting 2024
Alasannya karena untuk proses terapi balita stunting membutuhkan waktu sekitar lima bulan, sekaligus dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap tumbuh kembang termasuk peningkatan berat badan serta tinggi badan.
Menurutnya, capaian Kota Mataram menurunkan angka stunting yang saat ini berada pada angka 7,6 persen dalam selama kurang dua tahun sudah termasuk bagus.
"Data stunting Kota Mataram awalnya 14 persen, turun menjadi, 11 persen, kemudian turun lagi jadi 9 persen, dan sekarang 7,6 persen," katanya.
Baca juga: Dinkes Mataram pertahankan data riil kasus stunting sebanyak 7,9 persen
Penurunan signifikan tersebut tentu dapat dicapai dengan berbagai upaya intervensi dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan baik dari unsur pemerintah maupun swasta.
"Yang kami tekankan saat ini adalah upaya mencegah jangan ada kasus baru stunting melalui edukasi kesehatan remaja dan penanganan ibu hamil. Itu upaya mencegah dari hulu," katanya.
Baca juga: Dinkes Mataram siap kerja ekstra turunkan stunting di bawah 5 persen pada 2024
Baca juga: Dinkes Mataram buka rekening donasi intervensi stunting
Baca juga: DP2KB bentuk 50 kampung KB wadah turunkan stunting di Mataram