Sebelas mahasiswa UI raih beasiswa IAEA senilai Rp440 juta

id Sebelas mahasiswa UI, beasiswa IAEA,Ui,Fmipa ui

Sebelas mahasiswa UI raih beasiswa IAEA senilai Rp440 juta

Sebelas mahasiswa Program Studi (Prodi) Magister Fisika Medis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih beasiswa dari International Atomic Energy Agency (IAEA) (ANTARA/ Foto: Humas UI)

Depok (ANTARA) - Sebelas mahasiswa Program Studi (Prodi) Magister Fisika Medis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih beasiswa dari International Atomic Energy Agency (IAEA) dengan total nilai mencapai Rp440.000.000.

Beasiswa ini diberikan dalam bentuk pelatihan pada proyek nasional IAEA INS6022 yang berjudul “Expansion Radiation Medicine in Indonesia”.

Dekan FMIPA UI, Prof Dede Djuhana, di Kampus UI Depok, Sabtu, menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan upaya transformasi sektor kesehatan yang digagas oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Salah satu aspek utama dari transformasi ini adalah pembangunan infrastruktur pusat onkologi yang tersebar di seluruh provinsi, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya dalam penanganan penyakit kanker.

Baca juga: Beasiswa LPDP 2025 tahap 1 dibuka 17 Januari 2025, berikut cara daftarnya

Lebih lanjut, ia mengatakan, FMIPA UI berkomitmen untuk mendukung program tersebut dengan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, khususnya dalam bidang fisika medis.

“Kami menyadari betul bahwa perkembangan teknologi kedokteran nuklir memerlukan tenaga ahli yang berkualitas dan kompeten. Oleh karena itu, melalui program ini, kami berkomitmen untuk menghasilkan sumber daya manusia, terutama fisikawan medik, yang unggul dan siap mendukung pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat,” ujarnya.

Mereka yang berhasil mendapatkan beasiswa tersebut, yaitu Asyifa Khoerunnisa, Fulki Fiarka Djoni, Parinza Ananda, Hany Yuliati, Jenni Natalia Corebima, Hendra Himawan, Rosa Desinta, Abdurrahman Aziz Wicaksono, Aulia Firma, Antonius Fajar Adinegoro, dan Rohma Novitasari.

Baca juga: Berikut daftar perguruan tinggi dunia untuk beasiswa LPDP 2025

Program pelatihan tersebut berlangsung selama delapan bulan, yaitu sejak Februari hingga September 2025, dan diselenggarakan di berbagai pusat kedokteran nuklir di Indonesia.

Ketua Prodi Fisika Medis FMIPA UI, Prof Supriyanto Ardjo Pawiro menekankan pentingnya keberadaan fisikawan medik yang andal untuk mendukung pelayanan kesehatan masyarakat.

Pada pelatihan ini, para mahasiswa akan dipersiapkan untuk memperoleh kompetensi keterampilan praktik klinis, seperti melakukan kalibrasi peralatan kedokteran nuklir, menghitung dosis radiasi internal pada pasien kedokteran nuklir, menjamin kualitas peralatan kedokteran nuklir, serta memberikan pelayanan proteksi dan keselamatan radiasi dalam kedokteran nuklir.

“Kompetensi ini akan memperkuat kontribusi mereka dalam mendukung perkembangan kedokteran nuklir di Indonesia, yang semakin penting untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Kami yakin, prestasi yang telah dicapai ini adalah awal dari kontribusi besar yang dapat diberikan oleh FMIPA UI dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan lebih merata di seluruh Indonesia,” katanya.

Dengan adanya pelatihan ini, ia berharap mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam, tetapi juga dapat memainkan peran strategis dalam meningkatkan diagnosis dan terapi kanker, serta mendukung pengembangan teknologi medis terkini, guna mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih efisien, akurat, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Baca juga: Penawaran beasiswa 2025 dibatalkan imbas efisiensi, begini penjelasan Kemenkeu
Baca juga: Besaran bantuan beasiswa KIP Kuliah 2025