Menteri Karding minta 310 pegawai baru fokus PROTEKSI pekerja migran

id Menteri P2MI Abdul Kadir Karding, pegawai negeri sipil KP2MI, proteksi, pelindungan pekerja migran

Menteri Karding minta 310 pegawai baru fokus PROTEKSI pekerja migran

Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding berbicara dalam acara pembekalan kepada 301 PNS baru di Kementerian tersebut, Jakarta, Senin (30/6/2025). (ANTARA/HO-KP2MI)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding meminta 310 pegawai negeri sipil (PNS) baru di lingkungan kementeriannya untuk fokus menjalankan upaya pelindungan bagi pekerja migran Indonesia.

"Kita memberikan satu pemantapan agar fokus pada bekerja untuk betul-betul melayani masyarakat pekerja migran ke depan yang dibangun atas kerja-kerja yang profesional, inovatif, terpercaya, responsif, dan seterusnya dengan istilah PROTEKSI," kata Menteri Karding dalam acara pembekalan bagi 310 PNS baru di Kementerian tersebut, Jakarta, Senin.

Karding mengatakan para pegawai negeri sipil baru di lingkungan kementerian P2MI tersebut nantinya akan ditempatkan dengan spesifikasi khusus dan akan dilatih di bidang penempatan masing-masing sehingga dapat bekerja melayani pekerja migran Indonesia dengan baik.

"Kita berharap mereka nanti kita tempatkan dengan spesifikasi khusus, kita latih mereka punya keahlian khusus di bidangnya masing-masing misalnya bidang penempatan, di bidang pelindungan, di bidang administrasi arsip, karena ini untuk menjembatani kekurangan kita yang masih terbatas jumlah pegawainya sebagai kementerian baru," kata Karding.

Dalam pidatonya, Karding berpesan kepada para PNS baru di kementeriannya untuk bekerja dengan profesional, berempati, berintegritas, responsif, dan inovatif, atau yang dia sebut sebagai upaya PROTEKSI.

"Karena yang dilayani adalah orang yang sedang berjuang mempertahankan hidup dirinya maupun keluarganya, Satu, punya empati yang bagus. Yang kedua, tolong jangan main-main dengan urusan sogok, menyogok, menipu, tidak boleh. Integritas," katanya.

"Lalu yang ketiga, saya minta mereka responsif. Maksudnya responsif itu apa? Ini pekerja-pekerja yang pelayanan ini harus cepat. Ada aduan cepat, ada apa cepat, tangani cepat. Jadi responsif," imbuhnya.

"Yang keempat, jangan merasa sudah nyaman jadi PNS, lalu sudah enggak mau punya inovasi, tidak punya kreasi, jangan. Tadi saya pesankan betul terus memperkaya kualitas diri," kata Karding lebih lanjut.

Sementara itu, Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad menyampaikan selamat kepada para PNS baru di Kementerian P2MI dan mendorong mereka untuk memiliki motivasi yang baik dalam melayani masyarakat sehingga mereka bisa bekerja dengan baik.

"Jadi, usahakan yang paling terpenting, kalian punya motivasi yang baik. Yang paling terpenting adalah, saya selalu bilang, kalian sepintar-pintarnya di manapun, ilmu pendidikan itu penting. Tapi, ada yang lebih penting dari ilmu pendidikan, yaitu ilmu kehidupan," katanya.

Baca juga: Wamen Christina ingin jajaran KP2MI percaya diri

Dia juga menekankan perlunya para pegawai negeri sipil tersebut untuk menyadari bahwa mereka adalah pilar utama dalam pelayanan publik dan pelaksanaan kebijakan negara. Sebagai pilar utama, mereka diharapkan memiliki jiwa yang kuat sehingga tidak mudah terlibat dalam tindakan yang melanggar nilai-nilai moral, seperti korupsi dan lain-lain.

"Kalau kalian enggak punya adab, nanti suatu hari pilarnya kalian itu enggak kuat," kata Raffi.

Baca juga: Kepala BP3MI: Jaga integritas, jangan main belakang

"Karena kalian adalah pilar bangsa, pilar hati kalian itu harus kuat. Nanti kalian amit-amit korupsi, judi online, apalagi nanti kena Napza dan lain-lain. Kalau kalian sudah menjadi PNS, kalian ini sudah menjadi wajah bangsa," imbuhnya.

"Jadi, kalian juga harus ingat apapun yang kalian lakukan, setengah diri kalian ini sudah menjadi pahlawan yang sudah menjadi wajah bangsa," kata Raffi lebih lanjut.




Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.