CTP Tollways sebut JTCC baru ramai ketika Tol Jakarta-Cikampek macet

id Pelindo Solusi Logistik,CTP Tollways,JTCC,Tol Cibitung Cilincing

CTP Tollways sebut JTCC baru ramai ketika Tol Jakarta-Cikampek macet

Foto arsip - Foto udara kendaraan melintas di gerbang tol Tarumajay yang merupakan ruas jalan Tol Cibitung Cilincing (JTCC) seksi 3, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/4/2023). (ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.)

Jakarta (ANTARA) - PT Cibitung Tanjung Priok Port (CTP) Tollways mengungkapkan bahwa trafik kendaraan di Jalan Tol Cibitung–Cilincing (JTCC) masih tergolong rendah dan cenderung meningkat saat terjadi kemacetan di ruas Tol Jakarta–Cikampek (Japek).

Yaya Ruhiya, Direktur Utama CTP Tollways yang mengelola JTCC, mengakui bahwa Jalan Tol Cibitung–Cilincing belum menjadi pilihan utama bagi pengendara, terutama kendaraan logistik. Sebagian besar pengguna baru beralih ke JTCC ketika ruas Japek terganggu akibat rekonstruksi atau kecelakaan.

“Jujur saja, kendaraan yang lewat JTCC sekarang kebanyakan adalah mereka yang lari ke sini saat Tol Jakarta–Cikampek macet,” kata Yaya saat mendampingi kunjungan media ke JTCC di Bekasi, Jawa Barat, Selasa.

Yaya mencontohkan peningkatan trafik yang terjadi saat kecelakaan truk bermuatan ikan di Jatibening pada 2023, yang menyebabkan kemacetan panjang di Japek. Saat itu, volume kendaraan tertimbang di JTCC melonjak dari rata-rata 8.500 menjadi 12.000 kendaraan per hari, berdampak langsung pada peningkatan pendapatan harian hingga sepertiga dari kondisi normal.

Yaya mengatakan secara umum, jumlah transaksi kendaraan di JTCC tercatat antara 34.000 hingga 36.000 per hari. Namun, jika dihitung berdasarkan volume tertimbang —yakni jarak tempuh dikalikan jumlah kendaraan— angka tersebut hanya berkisar 8.500 hingga 8.700, jauh di bawah target rencana bisnis Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang mematok 34.000–35.000 kendaraan per hari.

Baca juga: Pelindo Lembar edukasi siswa SMP Lombok Barat tentang peran strategis pelabuhan

CTP Tollways menilai perlunya strategi tambahan agar JTCC tidak hanya menjadi jalur alternatif saat Japek macet, tetapi juga menjadi pilihan utama bagi pelaku logistik dan pengguna harian. Salah satu tantangan utama, menurut Yaya, adalah disparitas tarif yang cukup tinggi dibandingkan ruas tol lain, termasuk Tol Jakarta–Cikampek. Untuk itu, pihaknya mengusulkan integrasi tarif antar-ruas tol guna mendorong peningkatan trafik di JTCC.

“Kami berharap ada integrasi untuk menghilangkan disparitas tarif. Jadi orang mau lewat Tol Jakarta-Cikampek atau JTCC tarifnya relatif sama,” kata dia.

Yaya menambahkan CTP Tollways telah mengusulkan skema integrasi tarif ini kepada pemerintah. Usulan tersebut saat ini masih dalam tahap pembahasan.

Baca juga: Pelindo menegaskan komitmen pengembangan ekonomi di sekitar pelabuhan

JTCC, yang diresmikan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo pada 2022, merupakan bagian dari rencana induk pemerintah dalam pengembangan jaringan jalan tol nasional. Ruas ini dirancang sebagai bagian dari jaringan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2 (JOOR 2), melengkapi keberadaan tol dalam kota dan JORR 1, dengan tujuan utama mendistribusikan arus lalu lintas agar tidak terpusat di kawasan dalam kota yang sebelumnya kerap mengalami kemacetan.

Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.