Pertumbuhan ekonomi NTB ditopang oleh aktivitas rekonstruksi pascagempa

id Pertumbuhan Ekonomi,NTB

Pertumbuhan ekonomi NTB ditopang oleh aktivitas rekonstruksi pascagempa

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bersama Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung membangun tempat ibadah berupa mushala sebagai bagian dari fasilitas "Desa Tangguh Wisata Kadin" di Dusun Tanak Song Lauk, Desa Jenggala, Kabupaten Lombok Utara, NTB, dalam rangka membangkitkan perekonomian lokal pascagempa bumi. (Dokumentasi ANTARA/Awaludin)

Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat mencatat pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan I-2019 tumbuh positif sebesar 2,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (y on y) karena adanya aktivitas rekonstruksi pascagempa bumi.

"Sektor konstruksi paling tinggi merupakan lapangan usaha paling tinggi pertumbuhannya pada triwulan I-2019, yakni sebesar 8,14 persen karena aktivitas rehabilitasi dan rekonstruksi rumah warga terdampak gempa," kata Kepala BPS NTB Suntono, di Mataram, Senin.

Ia menambahkan lapangan usaha lainnya yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi NTB adalah pengadaan listrik dan gas sebesar 7,51 persen, dan kategori jasa kesehatan serta kegiatan sosial sebesar 7,51 persen.

"Adapun pertumbuhan ekonomi tanpa pertambangan bijih logam pada triwulan I-2019 (y on y) tumbuh sebesar 2,75 persen," ujarnya.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB tercatat sebanyak 29.944 unit rumah korban gempa bumi sudah terbangun hingga 3 Mei 2019.

Sebanyak 29.944 unit rumah yang sudah terbangun terdiri atas 6.132 unit milik warga korban gempa bumi yang rumahnya rusak berat, 5.038 rusak sedang dan 18.744 rusak ringan.

Rumah yang mengalami kerusakan akibat rentetan gempa bumi yang terjadi pada 29 Juli dan sepanjang Agustus 2018, tersebar di Kabupaten Lombok Barat, sebanyak 72.221 unit, Lombok Utara 70.370 unit, Lombok Tengah 27.565 unit, Lombok Timur 25.755 unit, Sumbawa 11.886 unit, Sumbawa Barat 5.919 unit, dan Kota Mataram 13.151 unit.

Total bantuan dana stimulan yang sudah ditransfer pemerintah pusat ke NTB senilai Rp5,11 triliun. Dari total dana tersebut sebesar Rp5,1 triliun sudah disalurkan ke masyarakat korban gempa melalui rekening Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Menurut Kepala Cabang BRI Mataram, Mochammad Harsono, dana bantuan stimulan perbaikan rumah korban gempa bumi dari pemerintah pusat tersebut bisa mendorong pertumbuhan ekonomi NTB karena nilainya mencapai triliunan rupiah. Belum termasuk bantuan dana dari organisasi nirlaba dan swasta.

"Kami berharap dana rehabilitasi dan rekonstruksi yang relatif besar tersebut benar-benar berputar di daerah, sehingga bisa berkontribusi terhadap kesejahteraan warga NTB yang ditimpa gempa bumi," katanya.