Mataram (ANTARA) - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendorong kemitraan swasta dalam program inovasi di sejumlah negara ASEAN.
"Pada komite ini, prioritasnya selain ke revolusi industri 4.0 juga membicarakan keikutsertaan dari perusahaan swasta ke dalam program inovasi ASEAN ini," ujar Kepala Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Kemenristekdikti selaku co Chairman dalam ASEAN Committee on Science, Technology and Innovation (COSTI-76), Nada DS Marsudi di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Dia menambahkan selama ini kesannya COSTI ini sains dan teknologi saja, tapi sentuhan dari "triple helix of innovative" program (kerja sama pemerintah, industri, dan akademisi) masih jauh.
"Delegasi yang hadir pada dasarnya merupakan para peneliti, tapi mereka bukan hanya hasilkan karya ilmiah tetapi juga inovasi yang berguna bagi masyarakat," tambah dia.
Terkait kebijakan untuk revolusi industri 4.0, Indonesia menyarankan untuk dibuatkan satu subkomite khusus untuk mendorong implementasi teknologi.
"Indonesia akan menyarankan, perlu ada interaksi yang lebih erat antara subkomite masing-masing terutama dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Misalnya pada sub komite para sains pengolahan pangan dan juga pada kemaritiman dan teknologi. Sekarang sudah ada kecerdasan buatan untuk diaplikasikan dalam subkomite masing-masing," ungkap Nada.
Pemerintah melalui Kemenristekdikti mengadakan the 76th Meeting of the ASEAN Committee on Science, Technology and Innovation (COSTI-76) and other Related Meetings di Bali, 24 Juni hingga 28 Juni 2019.
Dalam ASEAN COSTI ke-76 ini Indonesia memiliki agenda untuk mendorong ASEAN memasukkan Revolusi Industri 4.0 ke dalam berbagai program ASEAN terkait sains dan teknologi, selain itu Indonesia juga mendorong Program Public Private Partnership (kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan swasta) di antara negara anggota ASEAN. Salah satu caranya dengan dengan menyelenggarakan Workshop ASEAN Public Private People Partnership pada Selasa, 25 Juni 2019 dalam rangkaian ASEAN COSTI ke-76 di Bali ini.
ASEAN COSTI adalah pertemuan rutin dua kali selama setahun yang dilakukan oleh para pejabat eselon satu (atau yang sederajat) dari setiap negara anggota ASEAN. Komite ini diselenggarakan untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi di antara negara-negara ASEAN dengan tujuan menentukan kebijakan, manajemen, dan implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi di ASEAN berdasarkan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN (ASEAN Summits of Heads of States and Government) dan ASEAN Ministerial Meeting on Science, Technology and Innovation (AMMSTI).
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56