Jakarta (ANTARA) - Peneliti kualitas udara Prof. Dr. Muhayatun Santoso mengatakan partikel-partikel di udara yang ukurannya paling kecil sampai dengan yang berukuran particulate matter (PM) 2,5 mikrometer sangat berbahaya bagi kesehatan.
"Bayangkan jika partikulat debu yang ukurannya 28 kali lebih kecil dari diameter rambut kita di dalamnya banyak logam berat, sangat berbahaya untuk kesehatan," katanya di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan partikulat halus yang digolongkan dalam particulate matter (PM) 2,5 tersebut merupakan partikel yang paling berbahaya karena ukurannya sangat kecil sehingga dapat menembus organ yang paling dalam.
Partikulat tersebut dihasilkan dari berbagai macam kegiatan yang sebagian besar berasal dari anthropogenic source atau yang dihasilkan dari kegiatan manusia.
"Polutan itu berasal dari kegiatan transportasi, industri dan domestik," imbuhnya.
Jika partikulat halusnya terlalu besar, kata dia, hal itu bisa menyebabkan gangguan pernapasan, infeksi saluran pernapasan atas (Ispa), asma dan gangguan lain.
Sementara partikulat yang mengandung logam berat, lanjut dia, sangat berbahaya bagi anak-anak sehingga dapat menyebabkan keterbelakangan mental.
Partikulat yang mengandung logam berat juga dapat menyebabkan penyakit kanker.
Berita Terkait
Media penting dalam perubahan persepsi untuk tangani obesitas
Rabu, 24 April 2024 20:41
Komisi IX DPR mengajak warga ciptakan lingkungan bersih cegah DBD
Rabu, 24 April 2024 20:17
Aspek sehat jasmani dan rohani PPK Pilkada sama dengan Pemilu
Rabu, 24 April 2024 5:14
Jumlah tenaga kesehatan tewas di Jalur Gaza berjumlah 350 lebih
Selasa, 23 April 2024 11:55
Dinkes Mataram gencarkan edukasi kesehatan di 11 puskesmas
Jumat, 19 April 2024 16:36
Kimia Farma mendukung mudik Lebaran 2024 lewat layanan kesehatan
Kamis, 18 April 2024 17:00
UGM pastikan perhatikan kesehatan mental calon dokter spesialis
Kamis, 18 April 2024 5:26
Waktu tidur ideal untuk menjaga kesehatan
Rabu, 17 April 2024 19:41