Distan Kota Mataram memeriksa kesehatan hewan kurban

id kurban,mataram,sapi

Distan Kota Mataram memeriksa kesehatan hewan kurban

Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram Mutawalli (baju biru) memantau kegiatan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di sejumlah pengepul di Mataram, Nusa Tenggara Barat. (Foto: ANTARA News/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat menurunkan petugas ke lapangan untuk memeriksa kesehatan hewan kurban dan memberikan stempel bagi hewan kurban yang dinyatakan sehat atau layak jual.

"Jadi hewan kurban, baik jenis kambing maupun sapi, yang dinyatakan sehat, memenuhi syarat kurban, dan layak jual kita berikan stempel khusus di badah hewan kurban," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram Mutawalli di Mataram, Kamis.

Ia menjelaskan tentang pentingnya langkah tersebut guna memastikan kesehatan hewan kurban yang dijual sejumlah pengepul di Kota Mataram, menjelang Idul Adha 1440 Hijriah.

Pemberian stempel, katanya, selain memudahkan masyarakat memilih hewan kurban, juga memberikan keyakinan kepada masyarakat terkait dengan kualitas daging kurban.

"Dengan adanya stempel itu, memberikan dampak positif bagi pedagang serta sebagai garansi kualitas, bahkan bisa menaikkan harga karena kualitas dagingnya bisa dipastikan ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal)," katanya.

Ia mengakui bahwa dalam pemeriksaan itu, petugas menemukan beberapa hewan kurban yang sakit, yakni tiga ekor sakit mata, dua batuk pilek, dan seekor lainnya mengidap penyakit kulit atau koreng.

Terhadap hewan kurban yang sakit tersebut, katanya, tim sudah langsung memberikan obat dan melakukan pemisahan agar tidak menular ke hewan kurban lainnya.

"Kami juga telah menyarankan agar pedagang tidak menjual hewan kurban yang sakit sebelum sembuh, meskipun penyakit tersebut masuk kategori sakit ringan," katanya.

                                                                            Penurunan
Pada kesempatan itu, Mutawalli juga mengemukakan prediksi penurunan jumlah hewan kurban yang dipotong pada Idul Adha 1440 Hijriah di kota setempat, dibandingkan dengan tahun lalu, karena daya beli warga yang masih rendah akibat gempa bumi beberapa waktu lalu.

"Kami memprediksi hewan kurban yang akan dipotong tahun ini menurun sekitar lima persen," katanya.

Pada 2018 atau saat terjadi gempa bumi, katanya, hewan kurban yang dipotong sekitar 3.100 ekor, dengan rincian 2.200 kambing dan 900 sapi.

Ia menjelaskan tingginya pemotongan hewan kurban tahun lalu karena Mataram banyak mendapatkan sumbangan hewan kurban dari luar daerah yang langsung disebar ke titik-titik pengungsian.

"Dari DKI aja menyumbang 47 ekor sapi, belum lagi dari daerah-daerah lain yang bersimpati menyumbangkan hewan kurbannya untuk para korban gempa bumi, sehingga jumlah hewan kurban yang potong tahun 2018 meningkat dari tahun 2017," katanya.

Akan tetapi, katanya, tahun ini kemungkinan jumlah hewan kurban yang dipotong berkurang karena daya beli masyarakat masih cenderung untuk kebutuhan membenahi perumahan pascagempa bumi.

"Kecuali kalau ada lagi sumbangan dari luar dengan jumlah banyak," katanya.