Tim uji coba mobil listrik ITS singgah di Kota Mataram

id mobil listrik,blits,institut teknologi surabaya,uji coba mobil listrik

Tim uji coba mobil listrik ITS singgah di Kota Mataram

Anggota Tim PLN Blits ITS Explore Indonesia 2019, Juniono Raharjo (baju merah), bersama Senior Manajer Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Unit Induk Wilayah NTB, Chairuddin, mengetes mobil listrik di area parkir Lombok Epicentrum Mall, Kota Mataram, Selasa (7/8/2019). (ANTARA/Awaludin)

Mataram (ANTARA) - Rombongan Tim PLN Blits ITS Explore Indonesia 2019 dari Institut Teknologi Surabaya (UTS) singgah di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), setelah melakukan pengujian perjalanan prototipe mobil listrik dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTB), Selasa.

Sebanyak enam anggota tim yang membawa prototipe mobil listrik yang dinamakan Alap-Alap diterima oleh Senior Manajer Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Unit Induk Wilayah NTB, Chairuddin, beserta jajarannya.

Anggota Tim PLN Blits ITS Explore Indonesia 2019, Juniono Raharjo, menjelaskan perjalanan pengujian mobil listrik tersebut dimulai sejak Oktober 2018 dengan rute Surabaya-Jakarta, kemudian dilanjutkan ke Sumatera, Sabang, Sulawesi, hingga Merauke.

Kemudian perjalanan uji coba etape keenam dimulai dari Labuan Bajo, NTT, menuju Sape, Kabupaten Bima hingga Kota Mataram, NTB, dan akan dilanjutkan menuju Bali pada Rabu (7/8/2019).

"Pengujian perjalanan prototipe mobil listrik tersebut dilakukan bekerja sama dengan PLN sebagai penyedia energi melalui Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) yang ada di setiap daerah yang disinggahi," kata Juniono, mahasiswa program pascasarjana Fakultas Teknik Mesin ITS.

Yoga Uta Nugraha, yang juga anggota Tim PLN Blits ITS Explore Indonesia 2019 menambahkan tidak ada kendala berarti selama dalam perjalanan, hanya ada beberapa baut yang perlu dikencangkan.

Baterai mobil yang berisikan energi listrik juga masih tetap bagus, meskipun sudah menempuh perjalanan jauh sejak 2018.

Ia menyebutkan energi listrik yang tersimpan dalam baterai berkapasitas 20 kilo Watt hours (kWh) yang bisa tahan hingga jarak tempuh 150 kilometer. Setelah menempuh jarak tersebut, baterai harus diisi dalam jangka waktu 3-4 jam di SPLU.

"Kalau untuk pengisian energi baterai tidak ada kendala sama sekali, karena fasilitas SPLU milik PLN sudah ada di mana-mana, termasuk di wilayah paling timur NTB, yakni Kecamatan Sape, Kabupaten Bima," ujar mahasiswa program pascasarjana ITS itu.

Yoga menyebutkan prototipe mobil listrik yang sedang diuji coba merupakan kendaraan bermotor ramah lingkungan, karena tidak menggunakan bahan bakar minyak yang menghasilkan polusi di udara. Selain itu, tidak menimbulkan suara bising mesin dan tanpa knalpot.

Prototipe mobil listrik yang diciptakan juga efisien dibandingkan menggunakan bahak bakar minyak. Sebab jarak tempuh sepanjang 150 kilometer hanya membutuhkan Rp30.000 dengan asumsi harga listrik Rp1.500 per kWh dikali daya baterai sebesar 20 kWh.

"Kalau menggunakan bahan bakar minyak jenis Pertalite dengan harga total harga Rp30.000, katakanlah untuk lima liter, hanya menempuh jarak 45 kilometer," ucap Yoga.

Sementara itu, Senior Manajer Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Unit Induk Wilayah NTB,Chairuddin mengatakan kampanye penggunaan mobil listrik merupakan program nasional.

Oleh sebab itu, pihaknya sangat mendukung uji coba perjalanan keliling Indonesia prototipe mobil listrik hasil karya anak bangsa, yakni mahasiswa ITS.

"PLN mendukung secara korporasi dalam hal berbagi teknologi selain sebagai sponsor. Kami juga mendukung kesiapan dari sisi ketersediaan energi listrik melalui SPLU untuk menjamin kelancaran selama perjalanan uji coba," katanya.