"Peristiwa penghinaan terhadap Banser ini membuat banyak warga NU, termasuk saya, sangat tersinggung, tapi kita tetap harus menjaga suasana kondusif dan berpikiran jernih," katanya di Semarang, Rabu.
Gus Yusuf mengaku mendukung GP Ansor Kota Surakarta yang melaporkan kasus penghinaan Banser ke kepolisian agar ditindaklanjuti secara hukum.
Menurut dia, tindakan GP Ansor tersebut sudah tepat dengan melaporkan kejadian ini ke kepolisian karena Indonesia merupakan negara hukum.
"Langkah sahabat-sahabat GP Ansor sudah tepat, saya kira semua akan mendukung laporan ini dan saya juga akan terus komunikasi dengan Pak Kapolda," ujarnya.
Pelaporan ke kepolisian tersebut, lanjut Gus Yusuf, justru untuk menjernihkan persoalan, menciptakan suasana kondusif, sekaligus upaya menegakkan hukum.
"Sebagai warga NU saya juga perlu memperhatikan kasus ini karena saya prihatin atas kejadian serupa yang selalu berulang-ulang," katanya.
Gus Yusuf juga menekankan agar semua pihak menahan diri, tetap menjaga suasana kondusif, dan tidak saling memperkeruh keadaan di publik.
Dirinya menyebutkan masih ada agenda-agenda nasional yang penting seperti pelantikan Presiden-Wakil Presiden terpilih pada Oktober 2019 yang membutuhkan iklim yang sejuk serta suasana yang kondusif.
"Mari kita jaga iklim yang kondusif bersama, banyak persoalan rakyat yang harus segera diatasi pemerintah. Jangan coba membawa persoalan di daerah lain, ditarik-tarik ke daerah lainnya lagi. Persoalan di Papua baru saja reda, ini coba ditarik ke daerah lain, ini memprihatinkan," ujarnya.
Seperti diwartakan, peristiwa penghinaan terhadap Banser itu terjadi pada Parade Ukhuwah memperingati tahun baru hijriah di Kota Surakarta pada Minggu (1/9).
Dalam parade tersebut, seorang orator bernama Muhammad Taufik diduga melakukan penghinaan terhadap Banser.