Kemenag: Indeks kepuasan pelayanan jamaah haji meningkat

id haji,mataram,Kemenag

Kemenag: Indeks kepuasan pelayanan jamaah haji meningkat

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Mataram Burhanul Islam. (ANTARA News/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Mataram Burhanul Islam memprediksi indeks kepuasan pelayanan terhadap jamaah haji pada 2019 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Kalau tahun 2018, indeks kepuasan pelayaan jamaah haji mencapai 85 persen, tahun ini kami prediksi meningkat," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu.

Dia mengatakan indeks kepuasan pelayanaan terhadap jamaah haji musim haji 2019 memang masih belum dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Akan tetapi, ia optimistis hal itu dilihat dari hasil evaluasi menyeluruh yang dilaksanakan terhadap proses penyelenggaraan haji 2019.

Ia menyebut dari laporan para jamaah haji, rata-rata menyampaikan tanggapan yang luar biasa.

Apalagi, katanya, dengan ditetapkan pola zonasi untuk pemondokan jamaah haji, di mana  jamaah dari Embarkasi Lombok yang berjumlah 4.963 orang mendapat lokasi pemondokan di wilayah Aziziah pada Hotel Luk Luat, sehingga semua anggota jamaah asal Nusa Tenggara Barat dapat berinteraksi di Tanah Suci.

Selain itu, katanya, jamaah juga menyampaikan kepuasannya terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan para petugas medis serta petugas bimbingan manasik haji di Tanah Suci.

"Atas informasi dan tanggapan jamaah itulah, kami berani memprediksi indeks kepuasan pelayanan jamaah haji tahun ini akan meningkat," katanya.

Menyinggung tentang informasi kuota haji 2020, Burhanul mengatakan, sampai saat ini belum di rilis ke publik.

"Biasanya awal Januari akan keluar estimasi keberangkatan tahun 2020, sesuai dengan nomor porsi," ujarnya.

Ia mengharapkan estimasi keberangkatan haji pada 2020 mengalami peningkatan dari 768 orang tahun ini menjadi 825 orang tahun mendatang.

Dengan demikian, katanya, jamaah haji Kota Mataram bisa menjadi dua kelompok terbang (kloter) secara utuh yang selama ini belum pernah terjadi.

"Kalau menjadi dua kloter utuh, kita lebih mudah untuk melakukan pembinaan dan pengawasan. Tapi, karena kondisi selama ini jamaah haji Mataram selalu terbagi hingga empat kloter, satu kloter utuh dan sisanya kloter campuran," kata Burhanul.