Melbourne (ANTARA) - Ivan Milat, salah satu pembunuh berantai terkejam dalam sejarah Australia, meninggal di penjara setelah 23 tahun menjalani hukuman karena membunuh tujuh pelancong pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, kata pihak berwenang, Minggu.
Sebelum meninggal, Milat (74 tahun) sedang menjalani hukuman seumur hidup lima kali berturut-turut setelah pada 1996 ia divonis bersalah atas pembunuhan terhadap dua warga Inggris, tiga Jerman, dan dua Australia. Kasus tersebut menjadi sorotan media di seluruh dunia.
Menurut juru bicara Lembaga Pemasyarakatan New South Wales (NSW), Milat meninggal pada Minggu pagi. Juru bicara tidak menyebutkan penyebab kematian narapidana tersebut.
Media Australia melaporkan bahwa Milat telah menjalani kemoterapi sejak ia didiagnosis menderita kanker pada Mei.
Narapidana yang pernah menjadi pekerja perbaikan jalan itu tidak pernah mengaku membunuh para pelancong, yang beberapa di antaranya diperkosa, ditembak atau ditikam. Jenazah para korban ditemukan di kuburan dangkal di sebuah hutan di New South Wales.
Milat juga memiliki kaitan dengan beberapa kasus lain yang belum terpecahkan menyangkut orang hilang. Ia meninggal di tengah kecurigaan melakukan lebih banyak kejahatan daripada kejahatan-kejahatan yang sudah dipidanakan terhadapnya.
Saat berada di penjara, Milat masih kerap muncul di pemberitaan. Ia antara lain pernah memotong jarinya dan berusaha mengirimkannya melalui pos ke kantor mahkamah agung.
Ia juga pernah menjadi bahan berita karena menelan silet atau bagian-bagian alat penyiram toilet.
"Biarkan dia membusuk di neraka," kata media Australia, yang mengutip perkataan Menteri Lembaga Pemasyarakatan NSW Anthony Robert. "Dia tidak menunjukkan penyesalan. Dia dihukum penjara seumur hidup, hukuman itu sudah dijalankan dan dia memang meninggal di penjara."
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Seorang warga Palestina meninggal setelah 38 tahun ditahan di penjara Israel
Senin, 8 April 2024 14:27
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21