POLRES MATARAM TINGKATKAN PENGAMANAN PAWAI OGOH-OGOH

id

Mataram, 15/3 (ANTARA) - Jajaran Polres Mataram meningkatkan pengamanan pawai ogoh-ogoh (boneka raksasa dengan wajah menyeramkan) yang digelar di Kota Mataram, Senin siang, atau sehari sebelum perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1932.

"Pengamanannya lebih ditingkatkan karena pawai ogoh-ogoh itu melibatkan peserta dalam jumlah banyak dan melintasi jalan utama di Kota Mataram," kata Kapolres Mataram, AKBP I Nyoman Sukena, di sela aktivitas pengamanan pawai ogoh-ogoh itu.

Ia mengatakan pihaknya menurunkan 400 orang personel atau dua pertiga dari kekuatan Polres Mataram untuk mengamankan pelaksanaan pawai ogoh-ogoh.

Aparat kepolisian Polda Nusa Tenggara Barat juga memberikan dukungan pengamanan, terutama di lokasi tertentu yang menjadi pusat konsentrasi massa peserta pawai ogoh-ogoh.

"Menurut panitia penyelenggara tahun ini peserta pawai ogoh-ogoh dapat mencapai 175 kelompok, sehingga pengamanannya harus prima," ujarnya.

Ia mengatakan sebagaimana pelaksanaan pawai ogoh-ogoh pada tahun 2009, pawai ogoh-ogoh tahun ini berlangsung di sebagian Jalan Langko dan sepanjang Jalan Pajanggik.

Pada tahun 2008 pelaksanaan pawai ogoh-ogoh digelar di dua lokasi yakni Jalan Langko menuju Jalan Pejanggik dan sepanjang Jalan Sriwijaya.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, peserta pawai ogoh-ogoh dari berbagai kalangan termasuk anak-anak sekolah itu berkelompok untuk mengusung dan mengarak ogoh-ogoh yang diwarnai dengan aksi berputar sebagai bagian dari upaya menyemarakkan tradisi pawai ogoh-ogoh.
Ogoh-ogoh dibuat dengan beragam bentuk menyeramkan kira-kira setinggi dua hingga tiga meter dengan menghabiskan dana sekitar Rp1,5 - Rp2 juta/unit dengan waktu pembuatan kurang lebih dua minggu.

Tradisi ritual pawai ogoh-ogoh itu bermakna mengusir roh jahat agar tidak mengganggu kehidupan manusia, sekaligus menyeimbangkan bhuwana alit dan bhuwana agung (alam mikrokosmos dan makrokosmos).
Kegiatan ritual keagamaan itu juga dinilai oleh tim juri yang dibentuk PHDI Kota Mataram dari aspek keindahan dan kerja sama dalam kelompok pengusung ogoh-ogoh selama pelaksanaan pawai.

Peserta yang terindah dan dinilai mampu mengutamakan jalinan kerja sama akan diberi penghargaan.

"Saya kira semua pihak menghendaki pawai ogoh-ogoh yang sudah menjadi tradisi ritual keagamaan umat Hindu yang dilaksanakan setahun sekali itu dapat terlaksana dengan aman dan lancar," ujar AKBP Sukena.(*)