Pemprov Lakukan Pendampingan terhadap Korban Asusila

id Korban asusila

Kami sudah melakukan pola pendampingan terhadap pelajar yang menjadi korban tindakan asusila atau masuk jaringan prostitusi di sekolah-sekolah di kawasan pariwisata
Mataram,  (Antara)- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah melakukan pendampingan terhadap pelajar yang terindikasi melakukan perbuatan asusila atau masuk jaringan prostitusi, yang ditemukan oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB.

"Kami sudah melakukan pola pendampingan terhadap pelajar yang menjadi korban tindakan asusila atau masuk jaringan prostitusi di sekolah-sekolah di kawasan pariwisata," kata Gubenur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH M Zainul Majdi di sela-sela pembukaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Mataram, Selasa.

Dikatakannya, pendampingan itu bertujuan untuk mengurai dan mencari ujung dari indikasi yang ditemukan LPA NTB itu sehingga pola pendampingian oleh tim ini dilakukan dengan mengedepankan koordinasi bersama pihak terkait.

"Tujuannya agar jangan sampai para pelajar yang terindikasi menjadi korban juga menjadi pelaku bahkan penjahat," katanya.

Gubernur mengingatkan peran dan pengawasan dari masyarakat serta keluarga sangat menentukan kondisi generasi yang akan datang, sehingga indikasi keterlibatan pelajar dalam berbagai tindakan asusila dapat diantisipasi.

Sebelumnya, dalam upaya mengantisipasi dan mencegah kemungkinan terjadinya tindakan asusila atau jaringan prostitusi di kalangan pelajar, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Mataram, akan menggandeng pihak sekolah.

Kepala BPPKB Kota Mataram Sutrisno mengatakan, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dan semua guru agar dapat memberikan pencerahan terhadap semua siswa di sekolah masing-masing.

Dalam kerja sama itu, katanya, tim dari BPPKB akan memberikan pencerahan kepada siswa tentang kesehatan reproduksi sehingga siswa tidak menggunakan alat reproduksinya sebelum waktunya.

Informasi mengenai masalah kesehatan reproduksi penting diketahui oleh para siswa atau remaja, karena akan memberikan pemahamanan kepada mereka.

Ia mengatakan, kelompok usia remaja merupakan usia yang paling rentan terinfeksi HIV/AIDS dan penyakit menular seksual (PMS) lainnya. Bahkan, dalam jangka waktu tertentu, ketika perempuan remaja menjadi ibu hamil, maka kehamilannya dapat mengancam kelangsungan hidup janin atau bayinya.

Dalam kaitan itu, untuk memberikan pemahaman tersebut pihaknya juga akan bekerja sama dengan Dinas Kesehataan NTB.

"Kegiatan peningkatan iman dan takwa (imtak) yang dilaksanakan di sekolah setiap hari Jumat juga sangat membantu dalam upaya mengantisipasi terjadinya tindakan atau perbuatan asusila di kalangan pelajar," katanya.