Sebanyak 12 Anak di NTB tertular HIV/AIDS

id HIV/AIDS

Sebanyak 12 Anak di NTB tertular HIV/AIDS

Ilustrasi - HIV/AIDS (Ist)

Dari seluruh anak yang mengidap penyakit menular berbahaya itu, ada yang sudah meninggal dunia dan ada yang masih dalam perawatan medis
Mataram,  (Antara) - Sebanyak 12 anak usia 18 bulan hingga sembilan tahun di Nusa Tenggara Barat mengidap penyakit HIV/AIDS akibat penularan sejak dilahirkan serta terkait kasus kekerasan seksual.

Hal itu dijelaskan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nusa Tenggara Barat (NTB) H Soeharmanto pada acara sosialisasi bahaya HIV/AIDS yang diikuti sebanyak 200 siswa sekolah dasar dan menengah pertama serta para guru di Mataram, Selasa.

"Dari seluruh anak yang mengidap penyakit menular berbahaya itu, ada yang sudah meninggal dunia dan ada yang masih dalam perawatan medis," katanya.

HIV (Human Immunodeficiency Virus), yaitu virus yang menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak kemudian merusaknya, sehingga tidak dapat digunakan lagi, sedangkan penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala yang didapatkan dari penurunan kekebalan tubuh akibat kerusakan sistem imun yang disebabkan oleh infeksi HIV.

Soeharmanto mengatakan sebanyak 12 bayi dan anak-anak itu merupakan bagian dari 912 warga NTB yang mengidap penyakit berbahaya tersebut. Mereka terdiri atas 405 orang masih kategori HIV dan 507 orang mengidap AIDS.

"Itu data kasus sejak 2009 hingga 2014. Dari total jumlah kasus itu 48 persen meninggal dunia, sisanya tinggal menunggu waktu," ujarnya.

Soeharmanto enggan menjelaskan secara rinci kabupaten/kota yang memiliki jumlah penderita HIV/AIDS paling banyak, namun dipastikan Kota Mataram tertinggi.

Bahkan, katanya, dua dari 12 anak yang mengidap penyakit menular itu saat ini masih dalam penanganan Dinas Kesehatan Kota Mataram.

Menurutnya, sebagian besar anak-anak NTB yang mengidap HIV/AIDS, tertular sejak mereka dilahirkan oleh ibunya yang sudah lebih dulu tertular.

"Para ibu yang tertular kurang memahami bahwa penyakit yang mereka derita bisa menular pada anak yang dilahirkannya. Terutama melalui pemberian air susu ibu," ucapnya.

Oleh sebab itu, kata dia, upaya yang sudah dilakukan adalah menggalakkan program pencegahan penularan dari ibu hamil ke anak. Para ibu hamil yang rentan didorong untuk melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah mereka positif HIV/AIDS atau tidak.

"Kami usahakan agar para ibu hamil yang rentan memeriksakan darah, jangan sampai menular mulai dari kandungan. Itu sudah kami lakukan dan cukup berhasil," kata Soeharmanto.