Musyafirin Tanggapi Santai Sikap PAN NTB

id PAN Pilkada Sumbawa Barat

"Dalam politik dinamika terjadi setiap saat. Tapi saya yakin beliau (Muazzim) sebagai ketua partai besar akan tetap konsisten dengan kesepakatan yang telah ditandatangani,"
Sumbawa Barat (Antara NTB) - Bakal calon bupati Sumbawa Barat, W Musyafirin, menanggapi santai pernyataan Ketua DPW PAN NTB Muazzim Akbar serta sikap partai itu yang keluar dari koalisi dan bergabung dengan PBB mengusung figur lain pada Pilkada Desember 2015.

"Dalam politik dinamika terjadi setiap saat. Tapi saya yakin beliau (Muazzim) sebagai ketua partai besar akan tetap konsisten dengan kesepakatan yang telah ditandatangani," kata tokoh yang akrab disapa F1 tersebut, di Taliwang, Jumat.

Demikian pula menanggapi peberitaan media tentang sikap KH Zulkifli Muhadli (Kyai Zul), Ketua DPW PBB NTB yang saat ini menjabat Bupati Sumbawa Barat, juga disebut tidak merestui dirinya sebagai calon bupati.

Musyafirin mengatakan dirinya menghargai sikap PBB. Meski selama ini dia dalam kapasitas sebagai bakal calon belum pernah berkomunikasi langsung dengan ketua DPW PBB, tetapi komunikasi tetap berjalan baik melalui penghubung.

"Itu (tidak merestui) kan hanya bahasa media. Komunikasi tetap berjalan baik dan saya menunggu saat yang tepat untuk bertemu langsung dengan beliau (Kyai Zul)," katanya.

Keikutsertaanya dalam pilkada, lanjut Musyafirin, tidak mengusung semangat untuk mengalahkan, tetapi membawa semangat kebersamaan untuk perubahan daerah dan masyarakat menjadi lebih baik.

Sementara itu, secara terpisah, Andi Laweng, Ketua DPW Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, salah satu parpol anggota koalisi pengusung F1, menegaskan Ketua DPW PAN telah menandatangani kesepakatan koalisi dengan PKP Indonesia, PDI Perjuangan dan PPP untuk mengusung Musyafirin. Kesepakatan diatas materai itu ditandatangani pada Selasa 3 Maret.

"Pak Muazim sendiri sebagai ketua DPW PAN yang menandatangani kesepakatan tersebut dan saya saksinya. Jadi kalau sekarang PAN berbelok, patut dipertanyakan siapa sebenarnya yang tidak konsisten," kata Andi Laweng. (*)