Mataram masih nol kematian DBD

id DBD,dikes,mataram

Mataram masih nol kematian DBD

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi. (Foto:ANTARA News/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan Kota Mataram hingga saat ini masih berstatus nol kematian akibat demam berdarah dengue (DBD).  

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Selasa, mengatakan, meskipun kasus DBD di Mataram terus mengalami peningkatan hingga kini tercatat 420, namun belum ada kasus kematian seperti daerah lain.

"Harapan kami, mudah-mudahan tidak ada kasus kematian akibat DBD. Karena itu, upaya penanganan dan tindakan pasien terus kami tingkatkan," katanya.

Dikatakan, jumlah penderita DBD di Mataram sejak Januari 2020 sampai saat ini tercatat sebanyak 420 kasus, 275 diantaranya dinyatakan positif DBD sedangkan sisanya menyerupai.

"Dari 275 kasus yang dinyatakan positif DBD, 33 orang diantaranya masih dirawat inap," katanya.

Menurutnya, dari 50 kelurahan hanya lima kelurahan yang masih putih atau tidak memiliki kasus DBD sejak Januari 2020, sampai saat ini. Dua kelurahan diantaranya adalah Kelurahan Babakan dan Ampenan Utara.

"Sementara kelurahan yang paling banyak kasus DBD-nya adalah Kelurahan Monjok dan Karang Baru," katanya.

Untuk pencegahan, katanya, setiap hari dilakukan "fogging" atau pengasapan pada wilayah yang teridentifikasi ada kasus DBD. Sehari diturunkan dua tim fogging, satu tim 8 orang.

Akan tetapi, perlu diketahui upaya penangan DBD melalui fogging hanya bisa membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentiknya tetap berkembang biak. Karena itu, upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dinilai paling efektif untuk melakukan pencegahan kasus DBD.

Karenanya, kegiatan penyuluhan tentang gerakan 3M plus (menguras bak air, menutup dan mengubur barang bekas), plus melakukan PSN terus digalakkan.

Selain itu, dilaksanakan juga pemberian bubuk abate kepada semua masyarakat untuk ditaruh pada wadah penampungan air guna mencegah adanya jentik nyamuk.

Dinkes juga tetap aktif melakukan berbagai upaya antisipasi melalui sosialisasi dan penyuluhan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan menggunakan mobil keliling.

"Peran serta kepala lingkungan untuk menggerakkan warganya melakukan upaya pembersihan dan penerapan PHBS sangat penting," katanya.