Semarang (ANTARA) - Para perawat di Jawa Tengah akan mengenakan pita hitam di lengan saat bekerja selama sepekan mendatang sebagai bentuk duka atas meninggalnya perawat di RS Dr.Kariadi Semarang dalam tugasnya melawan pandemi COVID-19.
Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah Edy Wuryanto di Semarang, Jumat, mengatakan, aksi solidaritas ini akan dilakukan hingga 16 April mendatang.
Selain sebagai bentuk solidaritas, kata dia, pemakaian pita hitam ini juga sebagai bentuk keprihatinan atas penolakan pemakaman terhadap perawat yang meninggal dunia tersebut.
Perawat yang meninggal dunia akibat terpapar corona itu ditolak pemakamannya saat akan dimakamkan di TPU Siwarak, Bandarharjo, Kabupaten Semarang.
Ia menyayangkan stigma negatif masyarakat terhadap pasien maupun jenazah penderita COVID-19 yang akhirnya dikucilkan, bahkan ditolak oleh warga sekitarnya.
"Ini akan bisa dampak negatif terhadap teman-teman yang bertugas," katanya.
Ke depan, kata dia, edukasi tentang protokol dalam penanganan pasien maupun korban meninggal akibat corona harus lebih diperkuat.
Seorang perawat RS Dr.Kariadi Semarang yang meninggal dunia dengan status positif corona sempat ditolak pemakamannya di Ungaran.
Jenazah kemudian dimakamkan di tempat pemakaman umum Bergota Semarang.
Berita Terkait
Amnesty Internasional dorong melindungi identitas terinfeksi COVID-19
Minggu, 8 Maret 2020 19:32
Dukung penanganan COVID-19, PLN UIP Nusra salurkan bantuan APD
Sabtu, 22 Agustus 2020 7:18
Danrem prihatinkan penanganan COVID-19 di Mataram dan Lombok Barat
Rabu, 15 Juli 2020 7:19
Pemkot Mataram miliki silpa Rp106 miliar untuk penanganan Corona
Sabtu, 13 Juni 2020 6:19
Gubernur NTB mengapresiasi penanganan COVID-19 oleh Bupati Lombok Timur
Jumat, 29 Mei 2020 17:27
Kota Mataram terapkan penanganan COVID-19 berbasis lingkungan
Rabu, 6 Mei 2020 14:32
Menteri: BLT dana desa diberikan Rp600 ribu selama 3 bulan
Selasa, 28 April 2020 17:46
Gubernur NTB menerima arahan penanganan COVID-19 dari Presiden Jokowi
Selasa, 28 April 2020 0:11