Selama pembelajaran daring, orangtua jangan mendikte anak-anak

id Daring

Selama pembelajaran daring, orangtua jangan mendikte anak-anak

Pemerhati pendidikan Dr. Elli Widia, S.Pd., MM.Pd. (Dok. pribadi)

Mataram (ANTARA) - Pemerhati pendidikan Dr Elli Widia mengapresiasi para orangtua siswa yang dengan penuh kesabaran membimbing anak-anaknya serta tidak mendikte mereka selama pembelajaran di rumah dengan sistem daring (dalam jaringan).  
       
“Memang para orangtua selama pembelajaran daring harus bersikap membimbing serta tidak boleh mendikte anak-anak, sebab selama belajar di rumah itu para siswa justru dilatih untuk bersikap jujur, fokus, dan mandiri, namun tetap kreatif,” katanya di Batam, Kepri, Senin (10/8).
       
Doktor Ilmu Manajemen dengan konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang berpengalaman mengajar 14 tahun di SD Islam Nabilah Batam serta menjadi dosen selama satu setengah tahun terakhir di Universitas Batam (Uniba) itu memahami kesulitan para orangtua siswa selama pembelajaran daring.  
       
Menurut Dr Elli, pertemuannya dengan beberapa orangtua siswa dan penyelenggaraan webinar pendidikan yang melibatkan para guru dan orangtua siswa Sekolah Islam Nabilah Batam belum lama ini menyimpulkan dua hal.
       
Pertama, adanya orangtua yang kurang sabar, bahkan emosional selama pembelajaran daring karena mendapatkan anak-anaknya sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak-anaknya segera kembali belajar di sekolah. 
       
Kedua, masih adanya pendidik yang relatif gagap teknologi (gaptek) dalam pembelajaran daring sehingga mendesak diperlukan adanya pelatihan bagi mereka untuk mengoptimalkan pembelajaran jarak jauh melalui pemanfaatan teknologi informasi terkait.   
       
“Kejadian dan fakta ini memberikan kesadaran, khususnya kepada para orangtua bahwa mendidik anak-anak itu ternyata tidak mudah, apalagi tidak sedikit pula orangtua siswa yang juga harus bekerja dari rumah,” katanya.
       
Ia juga mengingatkan para guru bahwa proses pembelajaran jarak jauh tetap bermuara pada tiga ranah pencapaian pembelajaran, yaitu ranah afektif (sikap), kognitif (akademis), dan psikomtorik (keterampilan). 
       
Ketiga ranah penilaian itu harus selaras, namun para guru harus lebih mengangkat penilaian pada sikap dan keterampilan siswa agar para orangtua tidak berorientasi semata-mata hanya pada nilai akademis bagi anak-anaknya. 
       
Dengan begitu para orangtua siswa selama masa pembelajaran jarak jauh diharapkan tidak bersikap mendikte, tetapi memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap anak-anaknya.
       
Dr Elli menambahkan, para guru PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA Islam Nabilah Batam sendiri berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi anak-anak didiknya untuk mengantarkan mereka menjadi siswa yang pandai, sehat, dan bertakwa.
       
“Kami juga berkeyakinan bahwa kedekatan secara emosional antara guru dan murid serta orangtua murid adalah sebuah keniscayaan, karena para guru sendiri sejatinya adalah orangtua bagi para siswa di lingkungan sekolah,” kata pendidik kelahiran Blang Pidie Nanggroe Aceh Darussalam itu.