Hunian rumah sakit darurat COVID-19 di Mataram mulai berkurang

id covid,mataram,rsud

Hunian rumah sakit darurat COVID-19 di Mataram mulai berkurang

Ilustrasi - Nutana Hotel salah satu rumah sakit darurat COVID-19 bagi pasien tanpa gejala, di Jalan Airlangga Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Satuan Tugas COVID-19 Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan, tingkat hunian dua rumah sakit darurat COVID-19 di Mataram, mulai berkurang hingga 50 persen.

"Alhamdulillah, dengan adanya 42 pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh pada Kamis (25/2), hunian rumah sakit darurat COVID-19 sudah mulai berkurang hingga 50 persen," kata Anggota Satgas COVID-19 Kota Mataram dr H Lalu Herman Mahaputra di Mataram, Jumat.

Dengan demikian, kata Herman yang juga Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, jumlah pasien COVID-19 tanpa gejala yang melakukan isolasi di dua rumah sakit darurat tersisa sekitar 40 orang.

"Sementara pasien COVID-19 yang komorbid dan dirawat di RSUD Mataram sekitar 15 orang," katanya.



Berdasarkan data perkembangan COVID-19 terakhir di Kota Mataram tercatat, total pasien COVID-19 sembuh 2.082 orang, masih dalam perawatan sebanyak 80 orang, dan 113 orang meninggal dunia.

Dari 80 orang pasien yang masih dirawat itu, sekitar 40 orang melakukan isolasi di dua rumah sakit darurat, 15 dirawat di RSUD Mataram karena komorbid, sedangkan sisanya ada di sejumlah rumah sakit lain dan ada yang isolasi mandiri di rumahnya.

"Kita akui, masih ada pasien isolasi mandiri di rumahnya. Tapi kita sudah memastikan bahwa rumah itu memenuhi kriteria untuk isolasi mandiri pasien COVID-19," ujarnya.

Kriteria yang dimaksudkan antara lain, kamar tempat isolasi mandiri memiliki toilet langsung di dalam, di rumah tersebut tidak ada lansia, dan balita.

"Jika tidak memiliki, kita edukasi dan arahkan melakukan isolasi terpusat agar petugas kesehatan juga bisa fokus memantau perkembangan kesehatan pasien," katanya.

Pembukaan dua rumah sakit darurat untuk pasien COVID-19 tanpa gejala tersebut dinilai sangat efektif memutus penyebaran COVID-19 di kota ini.*