Wali Kota: Mataram siap memperbaiki upaya pencegahan COVID-19

id covid,zona ,mataram

Wali Kota: Mataram siap memperbaiki upaya pencegahan COVID-19

Wali Kota Mataram Mohan Roliskana. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Wali Kota Mataram Mohan Roliskana menyatakan kesiapan pemkot setempat melakukan perbaikan upaya pencegahan dan penanganan COVID-19 agar bisa keluar dari zona merah (risiko tinggi) penularan virus corona jenis baru itu.

"Kalau kita kembali diklaim pemerintah pusat masuk zona merah COVID-19, tidak apa-apa. Kita terima dan kita siap memperbaiki kondisi ini serta tingkatkan upaya pencegahan," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa.

Pernyataan itu dikemukakannya menyikapi data yang dikeluarkan pemerintah pusat yang menyebutkan daftar kabupaten/kota zona merah meningkat dari lima menjadi 10 kabupaten/kota, salah satunya Kota Mataram.

Padahal, berdasarkan data per 11 April 2021, Kota Mataram sudah dinyatakan keluar dari zona merah COVID-19 dan berstatus zona oranye (risiko sedang), sehingga Pemerintah Kota Mataram terus berupaya melakukan pencegahan melalui berbagai kegiatan. Ia menyatakan optimistis target menjadi zona kuning atau hijau bisa tercapai.

"Tetapi kenyataannya berbeda, informasinya kita kembali diklaim masuk zona merah. Tentu saya kaget dan sampai sekarang saya belum tahu apa yang menjadi indikator sehingga kita terkonfirmasi lagi ke zona merah COVID-19," katanya.

Dia mengatakan berbagai upaya pencegahan sesuai dengan skenario kesehatan di tengah pandemi COVID-19 yang sudah dilakukan Kota Mataram, antara lain kegiatan 3T yakni "testing, tracing, dan treatment" atau pemeriksaan dini, pelacakan, dan perawatan.

Selain itu, pemerintah kota aktif melakukan razia dan menyampaikan imbauan penerapan protokol kesehatan COVID-19 serta vaksinasi COVID-19 secara massal.

"Bahkan, kalau untuk cakupan vaksinasi, mungkin kita (Mataram, red.) paling tinggi cakupannya baik untuk tenaga kesehatan, lanjut usia, pelayan pubik, dan guru," katanya.

Dia mengakui kondisi publik saat ini terkesan sudah mulai longgar karena umat muslim sedang ibadah puasa.

Namun, hal itupun sudah diantisipasi dengan mengimbau dan memberikan surat edaran kepada takmir masjid agar kegiatan ibadah di masjid atau mushalla tetap menerapkan protokol kesehatan.

Kendati demikian, dia mengatakan, terkonfirmasinya lagi Mataram menjadi zona merah COVID-19 dapat memacu semangat pemerintah kota untuk terus melakukan perbaikan dan peningkatan dalam upaya pencegahan.

Ia mengakui Kota Mataram sebagai ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat tidak bisa menghindari tingginya mobilitas dan interaksi sosial sehingga potensi penularan lebih cepat dan masif.

"Mataram sebagai pusat aktivitas ekonomi, perdagangan dan jasa, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kasus COVID-19. Tapi jika upaya yang telah kita lakukan nilai belum maksimal, ke depan kita tingkatkan lagi," katanya.