TSUNAMI JEPANG TIDAK PENGARUHI EKSPOR KONSENTRAT NEWMONT

id


          Sumbawa Basar, 18/3 (ANTARA) - Gempa berkekuatan 9 skala richter disertai tsunami di Jepang Jumat (11/3) tidak terlalu berpengaruh terhadap ekspor konsentrat PT Newmont Nusa Tenggara, karena smelter di negeri sakura itu masih tetap beroperasi.

       Senior Manajer Hubungan Eksternal PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) Arif Perdanakusumah pada Lokakarya Jurnalistik dan Pertambangan di Sumbawa Besar, Jumat, mengatakan,  konsentrat juga tidak hanya diekspor ke Jepang tetapi juga beberapa negara lain.

        "Dampak gempa tsunami di Jepang tidak terlalu besar, karena  PT NNT masih tetap mengekspor konsentrat ke negeri Sakura itu dan   smelter di negara tersebut masih tetap beroperasi,"katanya.

         Sehingga kalaupun ada dampaknya saya kira relatif kecil," katanya dihadapan puluhan wartawan media cetak dan eletronik.

         Selain itu, katanya, ekspor konsentrat juga didasarkan atas kontrak yang telah dibuat sebelum terjadinya bencana alam tersebut dan tidak ada hingga kini tidak ada perubahan sehubungan dengan terjadinya gempa tsunami yang menalan ribuan korban jiwa itu.

         Menurut dia, volume ekspor konsentrat selama tahu 2011 tidak mengalami peuurunan dan.  Volume ekspor juga berdasarkan permintaan dari perusahaan yang membeli konsentrat tersebut.

         Arif mengatakan, produksi emas tahun 2010 mencapai 737.000 troy ounce dan tembaga 542 juta pound.    
     Namun, katanya, pada penambangan phase 6 yang dimulai 2011 hingga 2013 produksi diperkirakan akan menurun, karena kandungan mineral batuan yang ditambang relatif rendah. Batuan yang akan diproses adalah yang ada di stockpile.

         "Produksi diperkirakan kembali meningkat pada 2014, karena batucukupan yang ditambang memiliki kandungan  cukup tinggi," katanya.

         Kendati demkian, kata Arif, alokasi anggaran untuk program corporate social responsibility (CSR) tidak mengalami penurunan. Peruahaan akan tetap berkomitmen  melaksanakan  program  tersebut.

         Menurut dia, dengan tidak adanya pengurangan eskpor konsentrat akibat bencana gempa disertai tsunami di Jepang tersebut, maka hal ini juga tidak berpengaruh terhadap besarnya royalti yang akan dibayar ke pemerintah Indonesia.    
    Sementara itu Bank Indonesia (BI) Mataram, memperkirakan musibah gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang, akan mempengaruhi jumlah royalti yang dibayarkan PT Newmont Nusa Tenggara kepada pemerintah Indonesia.

         Pempimpin BI Mataram H.M Junaifin mengatakan, ada dua hal yang terjadi sebagai dampak gempa dan tsunami di Jepang. Pertama adalah menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

         Penguatan itu tentu mengurangi total penerimaan Newmont dari hasil penjualan konsentrat tembaga dan berdampak terhadap pembayaran royalti.

          Dia mengatakan, mengatakan, hampir 60 persen konsentrat tembaga yang diproduksi oleh PT Newmont Nusa Tenggara diekspor ke Jepang, selain ke Korea dan sejumlah negara di Eropa.

         Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di satu sisi menguntungkan, namun dari sisi penerimaan Newmont dari hasil penjualan konsentrat tembaga ke sejumlah negara menjadi berkurang.(*)