Praya, NTB (ANTARA) - Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berkolaborasi dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) membentuk desa devisa kerajinan penganan ketak di Kabupaten Lombok Tengah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Desa devisa kerajinan ketak ini merupakan yang kedua di NTB setelah desa devisa olahan biji jambu mente di Lombok Utara," kata Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB Baiq Nelly Yuniarti saat meresmikan Desa Devisa Kerajinan Ketak di Praya, NTB, Rabu.
Ia mengatakan melalui desa devisa kerajinan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan masyarakat. Selain itu, program ini diharapkan bisa meningkatkan ekspor dan menciptakan eksportir sendiri dari perajin tersebut.
"Artinya, kita ingin perajin itu menjadi eksportir dari produk yang dihasilkan," katanya.
Produk kerajinan yang dihasilkan warga maupun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sangat diminati wisatawan luar negeri, sehingga kualitas produk yang dihasilkan sangat baik.
"Banyak potensi produk unggulan di NTB yang bisa diekspor termasuk kerajinan ketak, kerajinan perak, dan tenun," katanya.
Sementara itu, perwakilan LPEI Nila Meidita mengatakan program yang dilaksanakan dalam upaya peningkatan pertumbuhan kerajinan ketak di Lombok Tengah adalah lebih kepada pembinaan terkait standar produk ekspor.
Selain itu, program dalam mendukung akses pasar secara langsung dari masyarakat Lombok Tengah dalam melaksanakan ekspor dan mekanisme serta syarat yang harus dipersiapkan agar sesuai aturan.
"Produk kerajinan yang dihasilkan harus sesuai dengan standar barang ekspor," katanya.
Adapun negara yang menjadi tujuan ekspor kerajinan ketak tersebut di antaranya Arab Saudi, Eropa, Amerika, Finlandia serta negara lain.
"Produk kerajinan di Lombok ini sangat diminati wisatawan luar negeri. Tetapi, perlu disiapkan pembeli secara langsung, agar harga produk itu bisa memberikan peningkatan ekonomi bagi masyarakat," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lombok Tengah Ikhsan mengatakan pemerintah daerah tetap berkomitmen mendukung pertumbuhan UMKM, sehingga memiliki daya saing dan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi di Lombok Tengah.
"Produk kita memiliki kualitas baik, layak untuk di ekspor," katanya.
Baca juga: Kakao hasil Desa Devisa Jembrana Bali binaan LPEI raih penghargaan internasionalBaca juga: Kemenkeu canangkan pembentukan desa devisa klaster kopi