Mataram (ANTARA) - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Nusa Tenggara Barat meminta aparat penegak hukum mengawasi adanya indikasi penjualan bahan bakar minyak bersubsidi jenis solar untuk kebutuhan industri.
"Saya minta aparat penegak hukum turun ke lapangan kalau ada indikasi permainan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU)," kata Ketua Hiswana Migas NTB Komang Mahendra Gandi, di Mataram, Minggu.
Menurut dia, ada "moral hazard" yang bisa muncul dari penyaluran solar bersubsidi melalui SPBU. Namun, pihaknya memiliki keterbatasan sumber daya manusia untuk melakukan pengawasan.
Gandi juga mengakui bahwa pihaknya dalam beberapa hari terakhir banyak mendapatkan pengaduan dari masyarakat, termasuk informasi dari media massa tentang antrean panjang kendaraan yang akan mengisi solar di SPBU.
"Memang ada antrean kendaraan di SPBU, tapi sporadis. Kalau di Kota Mataram, relatif aman, yang di pinggiran kota, seperti di SPBU Bengkel, memang terjadi antrean," ujarnya.
Ia mengatakan sebagai lembaga yang diberi kepercayaan oleh pemerintah, Hiswana Migas tetap berkomitmen mendukung agar penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi tepat sasaran.
Namun, upaya pengawasan di lapangan harus melibatkan semua pihak terkait, termasuk juga instansi di pemerintah daerah yang berwenang mengeluarkan rekomendasi pembelian bahan bakar minyak menggunakan jeriken.
Hiswana Migas sudah meminta seluruh anggota yang mengelola SPBU agar memverifikasi secara detail surat rekomendasi yang dibawa oleh warga ketika membeli bahan bakar minyak menggunakan jeriken.
"Pemerintah daerah juga harus turun memantau SPBU. Sebab, disinyalir pembelian solar bersubsidi menggunakan jeriken lari ke industri," kata Gandi.
Sales Area Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V wilayah NTB, Mahfud Nadyo, juga meminta agar pengawasan terhadap pembelian bahan bakar minyak bersubsidi menggunakan surat rekomendasi semakin diperketat.
"Kalau pembelian pakai jeriken, pintu pengawasan ada di pihak SPBU," katanya.
Berita Terkait
Disnaker dan ESDM Bali menemukan penyebab elpiji tiga kilogram langka
Kamis, 6 Juni 2024 5:17
Hiswana Migas NTB dan Pertamina Patra Niaga tanam 1.700 pohon buah di Lombok Barat
Rabu, 27 Desember 2023 15:17
Pertamina Aceh minta penegak hukum ungkap penjualan LPG oplosan
Rabu, 2 Agustus 2023 6:26
BPH Migas diharapkan tambah kuota bio solar di Aceh
Jumat, 23 Juni 2023 6:39
Pemkot-Hiswana Migas mencari solusi dampak kenaikan BBM bagi nelayan
Kamis, 8 September 2022 23:59
Mau BBM pertamax gratis, rekam petugas SPBU yang tidak senyum
Kamis, 10 Januari 2019 18:40
Hiswana Migas serahkan bantuan gedung antigempa di Lombok Barat
Rabu, 5 Desember 2018 14:49
Hiswana Migas salurkan dana rekonstruksi NTB pascagempa
Sabtu, 8 September 2018 15:45