Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina EP mengoptimalkan produksi migas di Lapangan Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat melalui inovasi downhole scrubber (DOBBER) yang menurunkan kehilangan potensi produksi dari 60 barel menjadi nol dalam waktu enam bulan.
"Hasilnya adalah gas kering yang sesuai spesifikasi untuk menggerakkan genset sehingga pasokan listrik bagi unit ESP tetap stabil dan kegiatan operasi produksi berjalan lancar tanpa gangguan," kata Saifudin Zuhri, pimpinan proyek lintas fungsi inovasi DOBBER dalam keterangan diterima di Jakarta, Rabu.
Selain mampu menurunkan angka loss production opportunity (LPO) dari 60 barel menjadi nihil barel dalam waktu enam bulan, inovasi DOBBER juga mencatatkan penghematan biaya sebesar Rp10,7 miliar per tahun melalui konversi genset diesel ke genset gas sumur electrical submersible pump (ESP).
Keunggulan produksi itu juga dibarengi dengan keberhasilan menurunkan emisi karbon hingga 1.001 ton CO₂e per tahun. Pencapaian tersebut merupakan hasil dari program konversi genset diesel ke genset gas dari tiga sumur ESP lainnya, efek domino dari perbaikan kualitas fuel gas.
Hasil itu membuktikan bahwa inovasi DOBBER tidak saja memberikan manfaat operasional, tetapi juga berkontribusi untuk keberlanjutan lingkungan. Melalui penerapan DOBBER, Pertamina EP berhasil menghadirkan solusi cerdas untuk mengoptimalkan produksi migas, khususnya di wilayah dengan akses terbatas sehingga sulit dijangkau oleh peralatan konvensional berukuran besar.
Baca juga: SKK Migas benarkan Total Energies jajaki peluang akuisisi
Inovasi tersebut menjadi jawaban atas salah satu tantangan utama dalam industri hulu migas di Indonesia yakni efisiensi operasional di medan yang tidak mudah diakses.
DOBBER dirancang untuk mengatasi masalah fuel gas basah yang mengandung uap air atau hidrokarbon cair cukup tinggi, yang kerap menjadi tantangan saat mengoperasikan genset gas sebagai penggerak ESP.
Alat itu digunakan untuk menaikkan fluida (biasanya berupa minyak) dari sumur ke permukaan, terutama ketika tekanan reservoir sudah tidak cukup kuat untuk mendorong minyak keluar sendiri. ESP sangat efektif untuk meningkatkan produksi pada sumur dengan cadangan yang masih besar tapi bertekanan rendah atau dengan angka produksi yang menurun.
Melalui prinsip kerja pemisahan fluida di bawah permukaan, atau subsurface separation, DOBBER menghadirkan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan produksi di sumur-sumur dengan akses terbatas yang membutuhkan bahan bakar gas tetapi kondisinya basah.
Dengan memanfaatkan kondisi alami sumur serta panas dari geothermal gradient, DOBBER mampu memisahkan gas dari cairan, secara efisien di dalam sumur.
Baca juga: PPSDM Migas Cepu jadi model pelatihan pekerja migran
Pada ajang the 49th Indonesian Petroleum Association Convention & Exhibition (IPA Convex) di ICE BSD City, Tangerang, Banten pada 20-22 Mei 2025, inovasi DOBBER juga menjadi salah satu inovasi yang ditampilkan pada booth Pertamina Hulu Energi (PHE).
Keberhasilan DOBBER merupakan buah kolaborasi lintas fungsi di Pertamina EP Jatibarang Field. Hal tersebut sekaligus menunjukkan bahwa kolaborasi mampu membuahkan solusi yang berdampak positif bagi perusahaan dan negara.
Inovasi yang pertama kali dikembangkan sejak November 2023 hingga Maret 2024 itu sudah diimplementasikan di klaster sumur JTB-068 di Lapangan Jatibarang dan siap untuk direplikasikan di klaster sumur sejenis lainnya di wilayah kerja migas Pertamina lainnya.
Bagi Pertamina EP, DOBBER tidak hanya sekadar inovasi teknologi, tetapi juga wujud nyata komitmen perusahaan dalam menjaga ketahanan energi nasional.
Di tengah tantangan global dan meningkatnya kebutuhan energi, Pertamina EP terus berupaya memastikan pasokan energi bagi masyarakat tetap terjaga, dengan mengoptimalkan potensi produksi yang ada, sekaligus memperhatikan aspek keberlanjutan dan lingkungan.