Mataram (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, tidak mempermasalahkan terjadinya lonjakan kasus positif baru COVID-19 yang terjadi dalam dua hari terakhir karena dibarengi dengan tingkat kesembuhan yang signifikan.
"Kenaikan kasus positif COVID-19 dalam dua hari terakhir ini dibarengi juga dengan tingkat kesembuhan yang signifikan. Jadi tidak masalah terjadi lonjakan. Ibarat obat, pahit dulu terima kenyataan dan pada akhirnya kita bisa temukan positivity rate yang akan semakin membaik dari kegiatan penelusuran kontak erat (tracing)," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Selasa..
Berdasarkan data tim kewaspadaan COVID-19 Provinsi NTB, Senin (12/7) menyebutkan tambahan pasien COVID-19 untuk Kota Mataram sebanyak 68 orang dan 38 pasien COVID-19 dinyatakan sembuh sehingga total pasien sembuh di Kota Mataram menjadi 3.998 orang dari total kasus 4.371.
Sementara, pada sehari sebelumnya, yakni Ahad (11/7) juga terjadi tambahan pasien positif COVID-19 sebanyak 73 orang dan 206 pasien sembuh.
Swandiasa, tidak menampik data yang disampaikan oleh pihak provinsi tersebut. Pasalnya, temuan kasus positif COVID-19 itu merupakan hasil testing dan penelusuran (tracing) selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Dalam penetapan zona PPKM darurat ada tiga komponen yang menjadi kriteria yakni positivity rate, ketersediaan ruang perawatan dan cakupan vaksinasi.
"Karena itulah, saat ini kita melakukan optimalisasi pencegahan dan penanganan COVID-19 untuk memperbaiki data agar kita bisa lepas dari PPKM darurat," katanya.
Menyinggung tentang temuan baru COVID-19 varian delta dari tambahan pasien positif COVID-19, Swandiasa belum dapat menyebutkan secara pasti.
"Yang sudah pasti kasus delta di Mataram ada lima, dan kondisi kelima pasien tersebut sudah mulai membaik. Untuk informasi adanya tambahan pasien COVID-19 varian delta sejauh ini belum ada," katanya.
Ditambahkannya, dari 68 positif baru COVID-19 tersebut sebagian besar melakukan positif tanpa gejala dan melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Isolasi mandiri dibolehkan selama ada rekomendasi dari puskesmas terdekat yang sudah melakukan penilaian terhadap kondisi kelayakan rumah pasien sebagai tempat isolasi mandiri.
"Jika tidak, pasien harus tetap isolasi terpusat pada salah satu dari tiga rumah sakit darurat yang kita siapkan yakni di Hotel Nutana, Fizz dan Wisma Nusantara," katanya.*
Berita Terkait
CKPN sebut Cadangan kerugian perbankan per Februari bisa tutup kredit macet
Rabu, 3 April 2024 6:26
OJK mengumumkan restrukturisasi kredit COVID-19 berakhir
Minggu, 31 Maret 2024 19:39
Stimulus restrukturisasi kredit COVID-19 capai Rp830,2 triliun
Minggu, 31 Maret 2024 19:30
OJK akhiri restrukturisasi kredit
Minggu, 31 Maret 2024 18:47
Mantan Presiden Jair Bolsonaro dituduh palsukan data vaksinasi COVID
Rabu, 20 Maret 2024 8:04
COVID-19 pandemic provideslesson to anticipate unknown viruses
Senin, 4 Maret 2024 5:40
Calon jamaah haji Mataram disiapkan vaksin COVID-19
Jumat, 1 Maret 2024 14:21
Polresta Mataram serahkan data audit kasus korupsi masker COVID-19 ke BPKP
Senin, 26 Februari 2024 16:31