PWI ANUGERAHKAN PENA EMAS KEPADA GUBERNUR PAPUA

id


Jayapura (ANTARA) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat menganugerahkan penghargaan Pena Emas untuk Gubernur Papua Barnabas Suebu di Jayapura, Sabtu malam.

Ketua Umum PWI Pusat Margiono saat memimpin sidang terbatas penganugerahan itu menyebut Suebu telah membuktikan kesetiaannya untuk membuka akses informasi yang seluas-luasnya bagi pers.

Ia berharap Gubernur Papua terus melakukan hal serupa.

Dalam sidang terbatas itu, Ketua Umum PWI Pusat didampingi oleh delapan pengurus yakni Sabam Siagian, Sofyan Lubis, Tarman Azzam, Tribuana Said, Rudy Mafianto, A. Depari, Asro Kamal Rokan, dan Nuh Hatumena.

Anugerah Pena Emas itu telah diputuskan PWI Pusat pada 2008 lalu namun penyerahan baru dilakukan di Jayapura, Sabtu malam, setelah PWI Pusat dan PWI Papua melakukan koordinasi dan memperoleh kepastian dari Suebu selaku penerima anugerah penghargaan.

Tarman Azam, Sofyan Lubis, dan Sabam Siagian menyampaikan sejumlah kepatutan yang dipenuhi Suebu sehingga ia layak meneri penghargaan Pena Emas.

Lalu, Margiono turun dari meja pimpinan sidang dan memakaikan jas PWI serta menyematkan Pena Emas seberat 10 gram kepada Gubernur Suebu diiringi lagu Padamu Negeri.

Hadirin yang memenuhi ruang utama Gedung Negara itu bertepuk tangan.

Suebu dalam sambutannya mengaku tidak pernah terbayang untuk mendapatkan penghargaan tertinggi dari masyarakat pers Indonesia.

Oleh karena itu, dia menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya atas anugerah itu.

"Anugerah ini, kami terima sebagai suatu kehormatan yang sangat besar, di dalamnya terkandung tanggung jawab yang besar pula," katanya.

Bagi dia, pers adalah alat tetapi bukan tanpa tujuan.

Ia menyatakan pers adalah alat perjuangan untuk suatu kebebasan manusia dalam suatu bangsa, kebebasan sebagai suatu komunitas bangsa, kebebasan untuk berjuang, berbicara, menyatakan pendapat dan kebebasan pers itu sendiri.

Perjuangan ini, katanya, tak hanya dalam konteks lepas dari penjajahan tetapi lebih dari pada itu mencerahkan masyarakat dari kebodohan, kemiskinan dan media informasi, pendidikan, penyembuhan dan sebagai media untuk mengawal proses transformasi.(*)