Mataram (ANTARA) - Wakil Wali Kota Mataram TGH Mujiburrahman menyarankan Kelompok Kerja (Pokja) Kota Layak Anak (KLA) untuk melakukan komunikasi lebih intensif agar tahun depan bisa meraih predikat KLA kategori Nindya.
"Dengan komunikasi lebih intensif antar pokja, kita harapkan tahun depan peringkat Kota Mataram bisa naik dari kategori Madya menjadi Nindya," katanya di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Minggu.
Pernyataan itu disampaikan wakil wali kota menyikapi predikat KLA Kota Mataram tahun 2021, masih tetap pada kategori Madya saat penerimaan penghargaan KLA 2021 secara virtual pada Kamis (29/7-2021).
Terkait dengan itu, lanjut Mujiburrahman, pelaksanaan program dan monitoring secara berkala terhadap percepatan KLA perlu terus ditingkatkan dan diintensifkan termasuk dengan gugus KLA.
Melalui komunikasi antar pokja dan gugus KLA tahun ini diharapkan ada perubahan, sehingga tahun depan peringkat Kota Mataram sebagai ibu kota provinsi bisa meningkat menjadi kategori Nindya.
"Kategori untuk Kota Layak Anak mulai dari yang terendah yaitu Pratama, Madya, Nindya dan Utama," katanya.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Mataram Hj Dewi Mardiana Ariany mengatakan, masih bertahannya KLA Kota Mataram pada kategori Madya karena masih ada hak anak di Kota Mataram yang belum terpenuhi.
"Masih banyak yang harus diperbaiki di Kota Mataram sehingga bisa naik kategori," katanya.
Beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam penilaian KLA antara lain, ruang bermain ramah anak, kemudian pemenuhan hak-hak dasar, hak sipil yang saat ini masih 96 persen yang memiliki akta kelahiran sehingga perlu digenjot juga.
Dewi menerangkan, penilaian lain yang menjadikan indikator Kota Layak Anak yaitu dengan pemanfaatan waktu luang. "Orang tua dituntut untuk mengasuh anak-anaknya dengan maksimal terlebih pada pandemi COVID-19," katanya.
Selain itu, bagian lain yang menjadi penilaian adalah kesehatan dan kesejahteraan. Dalam ini pemerintah Kota Mataram mengintervensi dalam hal protokol kesehatan dan juga bantuan kepada anak dan perempuan yang terpapar COVID-19.
Di samping itu, Kota Mataram juga belum memiliki tempat ibadah ramah anak tapi kalau sekolah ramah anak sudah hampir tuntas.
Sementara terkait dengan masih banyaknya iklan rokok, menjadi perhatian serius DP3A Kota Mataram.
"Hal itu segera kita benahi dengan gugus pokja dan gugus tugas KLA sebab menjadi salah satu penilaian agar Mataram bisa menjadi KLA," katanya.