PUPR Mataram menurunkan 270 personel normalisasi saluran

id saluran,mataram,pupr,PUPR Mataram,PUPR Mataram turunkan 270 personel,turunkan 270 personel normalisasi saluran

PUPR Mataram menurunkan 270 personel normalisasi saluran

Sejumlah petugas dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Senin (9/8-2021) melakukan normalisasi saluran dari sedimen dan sampah di Jalan Panjitilar. (Foto: ANTARA/Dinas PUPR Mataram)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menurunkan 270 personel untuk melakukan normalisasi saluran dan sungai sebagai langkah pencegahan banjir, genangan serta luapan air ke rumah penduduk ketika musim hujan.

Kepala Dinas PUPR Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Senin mengatakan, sebanyak 270 personel pasukan biru itu terbagi untuk enam kecamatan dan menangani sekitar 300 kilometer saluran, belum termasuk sungai.

"Petugas kami ini, secara rutin setiap hari melakukan normalisasi baik di saluran maupun di sungai. Normalisasi dilakukan secara manual untuk mengangkat sedimen dan sampah," katanya.

Menurutnya, masalah yang dihadapi saat ini adalah banyaknya saluran yang dimanfaatkan untuk membuang sampah, sehingga itu menjadi kerja ekstra yang harus dilakukan.

"Kebanyakan yang kami angkat sekarang ini sampah di saluran dan sungai," katanya.

Miftahurrahman mencontohkan, salah satu upaya yang dilakukan untuk penanganan sampah sungai adalah memasang jaring di Jembatan Ampenan agar sampah tidak bermuara ke pantai.

"Hasil jaring sampah itu, setiap hari diangkut sampah basah sebanyak tiga dum truk. Sampah sungai kontribusi sampah lokal dan ada juga yang kiriman, belum lagi sampah di saluran," katanya.

Untuk penanganan sampah di sungai dan saluran, petugasnya harus bekerja ekstra, yakni mengangkut sampah dari sungai atau saluran ke pinggir, kemudian diangkut lagi ke truk untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Lebih jauh Miftahurrahman mengatakan, lokasi normalisasi sedimentasi dan sampah dilakukan antara lain di Jalan Sriwijaya, Panjitilar, Panji Amom, Sembada Indah, Industri, Brawijaya, di Sungai Jangkuk, dan Kali Nil Karang Kelok.

Normalisasi saluran tersebut dilakukan karena dari hasil evaluasi kondisi sedimen dan sampah sudah cukup parah sehingga berpotensi menimbulkan luapan air ketika terjadi hujan deras dengan intensitas lama dan besar sehingga menjadi genangan.

"Jadi, untuk menghindari dampak itu kita lakukan normalisasi. Harapan kami, masyarakat bisa berpartisiapsi tidak membuang sampah pada saluran dan sungai," katanya.