Lombok Tengah, NTB (ANTARA) - Praktisi pariwisata Poltekpar Negeri Lombok, Amirosa Ria Satiadji menilai pelaksanaan World Superbike (WSBK) yang sukses menjadi pemicu pemulihan pariwisata di Indonesia, khususnya Nusa Tenggara Barat di tengah situasi pandemi COVID-19.
"Penyelenggaraan WSBK sudah memberikan angin segar dan harapan besar bagi pariwisata Indonesia, khususnya NTB. Terbukti dengan tingginya kunjungan wisatawan yang datang ke NTB, khususnya Lombok," katanya dalam aacara Bimtek Kepariwisataan bertajuk "Peran media dalam mensukseskan promosi pariwisata road to MotoGP Mandalika 2022 yang dilaksanakan di Kuta Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Jumat.
Amirosa mengakui, semenjak pandemi COVID-19 terjadi, praktis dunia pariwisata paling terkena dampaknya. Hal ini ditandai dengan menurunnya jumlah kunjungan wisatawan. Ia mencontohkan, Bali yang menjadi lokasi destinasi wisata pavorit dan paling tinggi kunjungan wisatawan-nya di Indonesia mengalami sepi pengunjung.
"Waktu saya masih bertugas di STP Bali itu terasa dampaknya. Jalan yang tadinya biasa ramai itu sepi," terang Amirosa.
Oleh karena itu, menurut Dosen Perhelatan Event Poltekpar Lombok ini, terselenggaranya kegiatan WSBK di Sirkuit Mandalika sangat mendukung kepercayaan terhadap kunjungan wisatawan dan dunia pariwisata di NTB.
"WSBK telah memberikan angin segar buat wisatawan. Ini bisa dilihat tingginya jumlah penonton yang hadir saat WSBK. Pascapun kondisi itu kita aman khususnya COVID-19, bahkan zero kasus," ucapnya.
Lebih lanjut, berkaca pada kesuksesan WSBK, prospek pariwisata NTB diprediksi akan menunjukkan progres positif. Terlebih pada Maret 2022 mendatang, Lombok akan menjadi tuan rumah MotoGP. Di mana perkiraan jumlah pengunjung jauh lebih besar dari WSBK.
Untuk itu, mengantisipasi meningkatnya kunjungan wisatawan tersebut, semua pihak harus mampu mempersiapkan diri baik itu pemerintah dan masyarakat. Terutama sekali bagaimana peningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat.
"SDM ini menjadi sektor terpenting dalam pariwisata, kemudian yang tidak boleh dilupakan adalah bagaimana Sapta Pesona harus benar-benar diterapkan, sehingga wisatawan yang datang merasa nyaman dan menjadi wisatawan yang loyal untuk datang kembali ke NTB," tutur Amirosa.
Karena itu, menurutnya keramahan menjadi begitu penting, baik itu dari pelaku wisata, masyarakat, dan semua pihak yang terlibat dalam industri pariwisata harus lebih berperan sehingga dampaknya secara kuantitas dan kualitas kunjungan wisatawan menjadi bertambah dan meningkat.
Selain itu, event-event yang dilaksanakan juga harus lebih diperbanyak tidak hanya secara kuantitas tetapi masyarakat juga harus dilibatkan. Karena pengaruh event itu akan membentuk citra sebuah destinasi dengan adanya event.
"Keramahan dan adanya event ini akan menjadi kesan mendalam bagi wisatawan, sehingga mereka bisa jadi menambah lama menginapnya dan ingin lagi kembali walaupun tanpa adanya event, karena ada alasan-alasan mereka untuk terus datang ke event dan destinasi," katanya.
Berita Terkait
Kompetensi nakes di NTB ditingkatkan untuk tangani jemaah haji
Selasa, 3 Desember 2024 23:55
Edufair NTB 2024 untuk buka beasiswa pelajar dan mahasiswa
Selasa, 3 Desember 2024 23:53
Dua TPS di Lombok Tengah dan Sumbawa Barat diminta gelar PSU
Selasa, 3 Desember 2024 23:51
Bawaslu NTB dalami 121 surat suara tercoblos di TPS Juranalas Sumbawa
Selasa, 3 Desember 2024 19:49
Museum Negeri NTB ungkap pentingnya pembentukan museum daerah
Selasa, 3 Desember 2024 19:46
Jusuf Kalla: PMI siap bantu pemerintah hadapi bencana alam
Selasa, 3 Desember 2024 18:35
Pathul-Nursiah menang Pilkada Lombok Tengah 2024 hasil rekapitulasi KPU
Selasa, 3 Desember 2024 17:53
KDD dapatkan video tunadaksa jalankan modus pelecehan seksual di Mataram
Selasa, 3 Desember 2024 17:48