Dompu, NTB 9/7(ANTARA)- Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Fakhruddin A Wahab menegaskan bahwa matinya ratusan ternak di Kecamatan Hu'u bukan tercemar limbah merkuri.
"Dari hasil laboratorium dan pemeriksaan di lokasi, matinya ratusan ternak pada medio Mei-Juni itu karena faktor perubahan iklim, bukan akibat terkena pencemaran merkuri di sungai," katanya.
Ratusan ternak di Kecamatan Hu'u mati diduga akibat meminum air dari aliran sungai yang diduga tercemar limbah merkuri dari perusahaan tambang yang sedang melakukan eksplorasi.
Peternak membuat laporan ke Dinas Peternakan setempat dan oleh dinas tersebut laporan itu ditindaklanjuti dengan mengambil contoh bangkai ternak dan air sungai.
Menurut dia, pada bulan Mei-Juni lalu terjadi perubahan iklim yang sangat ekstrem, sementara peternak di wilayah ini enggan melakukan vaksinasi karena alasan susah menangkap ternaknya.
Kebiasaan di daerah ini ternak dibiarkan lepas di lapangan luas sehingga susah mengontrol kesehatannya. Selain itu, ternak biasa juga dilepas di areal persawahan yang tidak digunakan petani untuk bertanam serta di hutan.
Fakruddin menjelaskan, pihaknya saat ini telah melakukan pendekatan kepada peternak di Kecamatan Hu'u, namun mereka masih enggan menangkap ternaknya.
Akibatnya, ternak-ternak yang terkena dampak perubahan cuaca ini, menjadi tidak tahan atas serangan penyakit.
"Kalau sudah terkena penyakit 'ngorok' ancamannya mati kalau tidak segera dilakukan pengobatan," katanya.
Meski demikian, Fakruddin menjamin ternak di Kabupaten Dompu amam dari serangan penyakit antraks atau penyakit yang membahayakan. (*)