Mataram (ANTARA) - Usaha Dagang (UD) Berkah Alam salah satu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat siap mengekspor sebanyak 240 ton biji kopi robusta ke Turki hingga akhir 2022.
"Kami sudah menjalin kontrak dengan mitra bisnis di Turki untuk mengirim sebanyak 20 ton biji kopi robusta dalam bentuk green bean setiap bulan, jadi total hingga akhir 2022 nanti sebanyak 240 ton," kata pemilik UD Berkah Alam Lalu Thoriq, di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan kontrak pembelian kopi dari mitra bisnis di Turki tersebut merupakan hasil dari pameran Coffex Istanbul di Turki pada September 2021. Keikutsertaan UD Berkah Alam mengikuti pameran difasilitasi oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Istanbul.
Thoriq mengaku biji kopi robusta yang akan dikirim ke Turki sudah siap, namun importirnya masih menunggu kepastian tarif pengiriman barang ke luar negeri menggunakan kontainer.
"Sedang mengikuti perkembangan harga kontainer, kalau sudah normal kemungkinan segera jalan di akhir Januari atau Februari, karena pembeli yang menanggung biaya kontainer," ujarnya.
Ia menambahkan ada juga mitra bisnis lainnya di Turki yang ingin membeli kopi robusta dalam bentuk bubuk, namun belum disepakati jumlah volume pembeliannya.
"Kalau kopi bubuk masih dalam penjajakan karena mitra bisnis yang lain ini adalah reseller, jadi kami menjual kopi bubuk dan mereka yang akan mengemas lagi," ujarnya.
Dengan adanya pengiriman ke Turki, kata dia, maka jumlah tujuan ekspor kopi UD Berkah Alam menjadi tiga negara. Pada 2021, pihaknya sudah mengekspor biji kopi robusta sebanyak empat kontainer ke Korea dan Kanada.
Thoriq mengatakan mitra bisnis di Korea dan Kanada masih tetap memasok biji kopi robusta dari NTB, karena sudah menandatangani kontrak kerja sama untuk pengiriman.
"Korea minta 100 ton seperti tahun sebelumnya, belum ada perubahan. Kalau Kanada masih menunggu orderan lagi karena barang yang dikirim pada November belum sampai, tapi akan order lagi karena kontraknya setahun," ucapnya pula.
Ia juga sedang menjajaki peluang pasar kopi robusta di Mesir, Denmark, dan Tiongkok. Penjajakan dilakukan dengan mengirim beberapa sampel ke tiga negara tersebut.
Meskipun negara tujuan ekspor semakin bertambah, Thoriq mengaku tidak khawatir kesulitan mendapatkan komoditas perkebunan tersebut. Sebab, potensi produksi kopi dari 1.500 hektare lahan petani mitra di Kabupaten Lombok Utara mencapai 1.000 ton per tahun.
"Kami juga ada kemitraan dengan petani kopi di Batulanteh, Kabupaten Sumbawa. Jadi tidak khawatir kekurangan pasokan untuk saat ini," katanya.