Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mulai mendorong terbentuknya Sekolah Penggerak yang merupakan bagian dari program Merdeka Belajar dari pemerintah pusat.
"Semua kepala sekolah kita minta untuk mengikuti tes Sekolah Penggerak tersebut," kata Kepala Dinas Pendidikan Lombok Tengah, H Muliawan di Praya, Senin.
Ia mengatakan, dengan adanya Sekolah Penggerak tersebut ke depan kualitas mutu pendidikan di Lombok Tengah akan semakin baik, sehingga pihaknya berharap kepada semua kepala sekolah untuk mengikuti seleksi sekolah penggerak tersebut.
"Kita berharap semua sekolah mengikutinya," katanya.
Sekolah penggerak tersebut bisa diikuti oleh semua sekolah, karena tidak ada syarat khusus, namun pihak sekolah memiliki konsep dasar untuk berubah dan meningkatkan dunia pendidikan di Lombok Tengah khususnya.
"Tidak ada syarat khusus, begitu juga dengan kuota tidak terbatas, yang penting lulus seleksi," katanya.
Apabila telah ditetapkan menjadi sekolah penggerak, pemerintah pusat akan memberikan pembinaan lebih kepada guru dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah tersebut.
"Kita berharap semua sekolah bisa menjadi sekolah penggerak," katanya.
Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Program sekolah penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya.
"Sekolah penggerak ini nantinya diharapkan bisa menjadi motivator bagi sekolah lainnya guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia," katanya.
Berita Terkait
Guru Penggerak wujudkan pendidikan unggul
Rabu, 20 Maret 2024 16:48
Sebanyak 127 sekolah penggerak di empat provinsi Tanah Papua
Minggu, 10 Desember 2023 17:50
Pemkab Manggarai Timur meraih penghargaan Sekolah Penggerak Terbanyak
Kamis, 26 Oktober 2023 10:51
Pemkab Lombok Tengah mendukung pengembangan sekolah penggerak
Kamis, 29 Desember 2022 18:29
Mendikbud memuji dua kepala sekolah inspiratif
Sabtu, 4 Juli 2020 13:36
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40