Mitigasi dan adaptasi bisa berkontribusi mengatasi perubahan iklim

id Palawa,Unpad,Vita Sarasi

Mitigasi dan adaptasi bisa berkontribusi mengatasi perubahan iklim

Webinar Nasional Serie 3 dengan tema Pembangunan berkelanjutan, Penanganan Iklim dan Partisipasi Pemuda melalui Media Online Zoom Meeting. ANTARA/HO-Tangkapan Layar

dengan melakukan penghematan energi listrik dan air, atau mengolah sampah dengan baik
Mataram (ANTARA) - Pembina Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam PALAWA Universitas Padjadjaran (Unpad), DR Vita Sarasi menyerukan semua pihak agar dapat ikut berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim, yakni, mitigasi dan adaptasi.

Upaya sekecil apapun bisa membantu, misalnya dengan melakukan penghematan energi listrik dan air, atau mengolah sampah dengan baik, hingga menanam pohon, katanya dalam sambutannya acara Webinar Nasional Serie 3 dengan tema Pembangunan berkelanjutan, Penanganan Iklim dan Partisipasi Pemuda melalui Media Online Zoom Meeting, Senin.

Dalam rangkaian acara Dies Natalis PMPA Palawa Unpad yang ke-40 di tahun 2022, ia menyatakan webinar tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengkampanyekan pentingnya usaha-usaha sehari-hari tersebut dalam mengatasi perubahan iklim.

Sementara itu, Prof Zuzy Anna, Guru Besar Sosial Ekonomi FPIK Unpad yang juga Direktur SDG Center Unpad menyampaikan tentang bagaimana negara di dunia yang menelurkan kesepakatan tentang Sustainable Development Goals, sebuah kelanjutan yang memperbaiki beberapa kesepakatan global sebelumnya.

Ia juga menjelaskan bagaimana penerapan SDGs ini dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia hingga perkembangan terkini dalam konteks situasi pandemi yang masih belum usai.

Terkait partisipasi generasi muda dalam isu perubahan iklim. Pemuda sebagai iron stock calon pemimpin di masa depan harus mempelajari dan memahami perubahan iklim, katanya dalam acara yang dimoderatori Luthfi Rantaprasaja.

Kemudian, kata dia, sebagai agent of change mengimbau untuk mulai mempraktikkan zero emission dalam kehidupan sehari-hari. Lalu sebagai moral force" bisa mendorong semua pihak untuk pencapaian target zero emission.

Serta sebagai social control bisa ikut mengawasi pelaksanaan zero emission tersebut.

Meiky Wemly Paendong, Direktur Eksekutif WALHI Jabar menjelaskan tantangan dalam pencapaian SDGs khususnya pilar lingkungan hidup terhadap perubahan iklim.

Menyoroti kondisi terkini dari upaya pembangunan berkelanjutan di Indonesia, dimana masih perlu atensi yang lebih serius dari semua stakeholder, termasuk juga para pemuda sebagai generasi pemilik masa depan.

Menurut dia, beberapa pencapaian di sektor yang merupakan bagian dari pilar lingkungan saat ini masih jauh dari target yang diharapkan bisa dicapai di tahun 2030 yang akan datang.

Misalnya masih ada yang sampai saat ini kesulitan dalam memenuhi kebutuhan akan air bersih sebagaimana masih ada yang hidup di pemukiman kumuh.

Terkait aspek kehidupan perkotaan pun, menurut dia, ruang terbuka hijau semakin tergerus dan jauh dari proporsi yang ideal.

Begitupun, kata dia, dengan kebijakan terkait ekosistem hutan yang terancam dengan laju deforestasi yang memprihatinkan.

Ia juga mengajak untuk tidak menyepelekan persoalan sampah terkait konsumsi dan produksi, terutama juga sampah anorganik yang terbuang ke laut dan mengganggu ekosistem laut.