Mataram (ANTARA) - Aparat kepolisian mengawal aktivitas masyarakat dalam pembelian minyak goreng curah secara langsung ke salah satu gudang distributor besar yang ada di di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala Kepolisian Resor Kota Mataram Komisaris Besar Polisi Heri Wahyudi, di Mataram, Sabtu, mengatakan pihaknya memberikan pengawalan untuk mencegah terjadinya kerumunan maupun permainan harga.
"Sebenarnya pemerintah sudah membuat program satu harga. Namun karena adanya isu kelangkaan, sehingga muncul potensi 'panic buying', takut stok habis, kami turunkan tim, berikan pengawalan," kata Heri.
Pengawalan dilakukan oleh tim Sabhara Kepolisian Sektor Sandubaya. Kegiatannya terlaksana, Sabtu (5/3), di gudang distributor minyak goreng CV Lumayan Putra Jaya yang berada di wilayah Cakranegara, Kota Mataram.
Perhatian diberikan ke lokasi tersebut, karena harga jual minyak goreng curah di CV Lumayan Putra Jaya berada di kisaran harga Rp12.250-Rp12.350 per liter.
"Karena harganya terbilang murah, makanya banyak yang datang membeli, itu yang kami kawal. Jaga untuk tetap protokol kesehatan," ujarnya pula.
Kepala Polsek Sandubaya Komisaris Polisi M Nasrullah yang ikut melakukan pengawalan menyampaikan bahwa aktivitas pembelian minyak goreng curah oleh masyarakat di gudang distributor CV Lumayan Putra Jaya berjalan aman dan terkendali.
Dari pantauan, pihak gudang distributor melayani pembelian minyak goreng curah untuk kalangan perorangan. Pembeliannya menggunakan kemasan jeriken besar.
Bahkan Nasrullah bersama anggotanya sudah memastikan tidak ada kegiatan penimbunan atau permainan harga di gudang distributor tersebut. Hal itu pun dia pastikan dari pengecekan.
"Jadi stok di sini masih aman. Tidak ada kelangkaan. Ketersediaan juga diimbangi dengan harga yang masih normal," kata Nasrullah.
Sebelumnya, gudang distributor minyak goreng curah ini menjadi perhatian Polresta Mataram. Kepala Satreskrim Polresta Mataram Kompol Kadek Adi Budi Astawa bersama anggotanya sempat melakukan inspeksi ke lokasi untuk mengecek ketersediaan dan harga.
Dari inspeksi Kamis (17/2), terungkap bahwa distributor tersebut sempat menjual dengan harga yang tidak normal, melebihi harga eceran tertinggi (HET) Rp11.500.