Buntut perkelahian gara-gara futsal di Lombok Timur, tiga rumah warga rusak

id Futsal,Lombok Timur

Buntut perkelahian gara-gara futsal di Lombok Timur, tiga rumah warga rusak

Kasus perkelahian antara pemuda dua desa di Lombok Timur, yang dipicu gara-gara futsal di wilayah Kecamatan Sukamulia pada Jumat (22/4) malam, berlanjut meski sebelumnya telah dimediasi membuat pernyataan damai di atas materai oleh dua pihak.

Selong, Lombok Timur (ANTARA) - Kasus perkelahian antara pemuda dua desa di Lombok Timur, yang dipicu gara-gara futsal di wilayah Kecamatan Sukamulia pada Jumat (22/4) malam, berlanjut dengan pelemparan hingga tiga rumah rusak, meski sebelumnya telah dimediasi membuat pernyataan damai di atas materai oleh dua pihak.

Dua kelompok pemuda tersebut tergabung dalam klub futsal yang berasal Dusun Bagek Pituk, Desa Paok Pampang dan Dusun Pancor Manis, Desa Dasan Lekong, Kecamatan Sukamulia‎.

Namun, Sabtu (23/4) sekitar pukul 22.30 Wita, beberapa pemuda salah satu desa mendatangi desa lawannya dan melakukan  pelemparan terhadap rumah warga. Akibatnya tiga rumah mengalami kerusakan.  

Baca juga: Gara-gara main futsal, pemuda dua desa di Lombok Timur baku hantam

Sementara aparat Polsek Sukamulia, terus melakukan patroli mengantisipasi kasus berlanjut, termasuk memberikan imbauan tidak melakukan tindakan melawan hukum.

Informasi yang dihimpun, Minggu, aksi pelemparan rumah oleh beberapa pemuda tersebut, lantaran merasa tidak puas adanya pernyataan yang dibunyikan pemuda desa lawannya, apalagi ada  sepeda motor yang dirusak. 


Namun aksi ribut pemuda tidak berlanjut,  aparat Polsek berhasil menghalau keributan berkelanjutan, dan situasi sudah kondusif. 

Kapolres Lombok Timur AKBP Herman Suriyono, melalui Kasubag Humas Polres Lotim, Iptu Nicolas Oesman saat dikonfirmasi mengatakan belum mendapat laporan, terkait berlanjutnya kasus perkelahian pemuda tersebut. 

Pihaknya berjanji akan melakukan pengecekan dengan Polsek Sukamulia.

"Sebelumnya Kasus ini telah berdamai kedua pihak, dengan menghadirkan kedua kepala desa dengan di saksikan aparat kepolisian," ucapnya, 

Tetapi adanya kasus berlanjut malam berikutnya, menurut Nicolas dirinya tidak tahu, 

"Kita tetap imbau agar kasus ini tidak berlanjut, apalagi saat ini bulan ramadhan, bulan saling bermaaf-maafkan," sebutnya.