Lombok Barat (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Lombok Barat menggelar operasi pasar murah jelang Idul Adha 1443 Hijriah guna menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga kebutuhan pokok.
"Hingga Juli 2022, harga kebutuhan pokok sendiri masih terpantau tinggi di pasaran bersamaan dengan meningkatnya permintaan masyarakat, terlebih menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB, Heru Saptaji, dalam operasi pasar murah di Taman Sandik, Kabupaten Lombok Barat, Rabu.
Ia mengatakan operasi pasar murah merupakan kegiatan yang strategis untuk dilaksanakan khususnya di tengah tantangan perekonomian yang sedang dihadapi.
Di tingkat global, lanjut Heru, tantangan ekonomi mengacu pada tantangan stagflasi atau tingginya nilai inflasi yang terjadi di beberapa negara dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah.
Sementara di tingkat daerah, tantangan ekonomi justru mengarah pada tingginya pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah NTB, yaitu 7,76 persen (Q1), tetapi diikuti oleh angka inflasi yang meningkat.
Pada Juni 2022, NTB mengalami tekanan inflasi sebesar 0,92 persen (mtm) yang utamanya disumbang oleh kelompok administered price seperti angkutan udara sebesar 0,27 persen, serta kelompok volatile food seperti cabai rawit sebesar 0,17 persen, tomat 0,09 persen, telur ayam ras 0,09 persen, dan cabai merah 0,06 persen.
"Inflasi dari kelompok volatile food itu sangat perlu untuk diperhatikan agar tidak menyebabkan adanya supply shock dari sisi ketahanan pangan di daerah, di mana suplai kebutuhan pokok kita tidak mampu memenuhi kebutuhan dari masyarakat maupun tamu-tamu yang datang ke NTB," ujarnya.
Oleh karena itu, menurut dia, permasalahan produksi, distribusi, pola penjualan, serta intersep harga harus dapat dipantau bersama.
Langkah-langkah antisipatif pengendalian inflasi perlu dilakukan agar dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkualitas.
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi NTB pada 2022 berkisar pada angka 6,5-7,5 persen.
"Mari kita nikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan inflasi yang terkendali sehingga bonus spread economy dapat kita capai untuk mengentaskan indeks kemiskinan, indeks ketimpangan ekonomi, serta memperbaiki indeks pembangunan manusia di NTB," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid menyampaikan terima kasih kepada Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB karena bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat untuk melaksanakan kegiatan operasi pasar murah yang sangat dibutuhkan masyarakat dan diharapkan dapat diselenggarakan secara berkelanjutan.
Menurut dia tantangan ekonomi yang disebutkan oleh Kepala Perwakilan BI NTB harusnya tidak menjadi masalah dan keluhan bagi masyarakat mengingat potensi pertanian yang dimiliki daerah sangat luar biasa.
"Masyarakat juga dapat menanam sendiri komoditas kebutuhan pokok yang diperlukan. Namun, selama ini memang hal yang sering kali kurang dari masyarakat adalah antisipasi dan inisiatif untuk melakukan hal tersebut," ujarnya.
Dalam operasi pasar murah tersebut menyediakan beberapa komoditas, yakni cabai rawit dengan harga Rp60.000 per kilogram (kg), bawang merah Rp30.000-35.000/kg, telur ayam Rp45.000/tray, minyak goreng curah Rp15.500/liter, dan beraneka ragam sayur mayur serta produk-produk UMKM lokal lainnya.
Tidak lupa, Bank Indonesia juga menyiapkan QR Code sehingga selain bertransaksi dengan tunai, pengunjung juga dapat bertransaksi dengan non-tunai menggunakan QRIS.
Kegiatan operasi pasar murah digelar selama enam hari di tiga lokasi, yaitu di Kantor Camat Sekotong pada 4-5 Juli, Taman Sandik 6-7 Juli, dan Taman Kota Gerung 14-15 Juli 2022.