Mataram, 1/3 (ANTARA) - Badan Kerjasama Pembangunan Internasional Australia atau AusAID, melanjutkan program beasiswa untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) di wilayah Nusa Tenggara Barat, sebagai bagian dari upaya penguatan masyarakat sipil di Indonesia.
"Program reguler AusAID setiap tahun itu masih dilanjutkan di 2012, yakni beasiswa pascasarjana Srata 2 (S2) untuk PNS dari wilayah NTB. Kuliahnya di Australia," kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Rosiady Sayuti, di Mataram, Kamis, usai mendampingi tim Kedutaan Besar (Kedubes) Australia yang menemui Wakil Gubernur Gubernur (Wagub( NTB H Badrul Munir.
Tim Kedubes Australia sebanyak enam orang itu, juga sempat menemui Sekretaris Daerah (Sekda) NTB H Muhammad Nur, di ruang kerjanya.
Kunjungan tim Kedubes Australia di Jakarta yang dikoordinir Irene Pingkan Umboh, itu untuk menyosialisasikan program lanjutan bantuan beasiswa untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) NTB.
Tim itu sempat mempresentasikan program beasiswa itu di hadapan Wagub NTB dan Sekda NTB, serta Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB, dan pejabat terkait lainnya.
Rosiady mengatakan, pada 2011 PNS NTB yang berminat mengikuti seleksi beasiswa S2 ke Australia tercatat sebanyak 104 orang, dan 34 orang diantaranya sempat tercatat sebagai calon penerima beasiswa itu. Usia maksimal 40 tahun.
Setelah melewati serangkaian tes, akhirnya 16 orang dinyatakan lulus dan kini sedang kuliah program pascasarjana Australia.
"Tahun ini, diharapkan lebih banyak peminatnya dan banyak yang lulus hingga menekuni pendidikan pascasarjana di Australia. Semua biasanya ditanggung Australia," ujarnya.
Rosiady mengakui, program lanjutan beasiswa Australia untuk PNS NTB itu akan disosialisasikan lebih lanjut di kalangan PNS, agar banyak yang mengikuti seleksinya.
Pemprov NTB pun berharap penerima beasiswa pascasarjana khusus untuk PNS itu lebih banyak dari tahun sebelumnya.
"Ada rasa optimisme PNS NTB untuk memanfaatkan potensi beasiswa pascasarjana di Australia itu," ujar Rosiady. (*)