PLN berikan bantuan mesin cetak batako kepada Proklim di Sumbawa Barat

id PLN,FABA,PLN UPK Tambora

PLN berikan bantuan mesin cetak batako kepada Proklim di Sumbawa Barat

PLN UPK Tambora menyerahkan bantuan kepada Kelompok Proklim Desa Kertasari, Sumbawa Barat, NTB. (ANTARA/HO-PLN)

Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Tambora kembali memberikan bantuan berupa dua set mesin cetak batako dan paving block dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan Fly Ash Bottom Ash (FABA) hasil limbah PLTU Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

Melalui melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), bantuan diserahkan kepada Kelompok Program Kampung Iklim (Proklim) yang berada di Desa Banjar dan Desa Labuan Kertasari (18/08) di Sumbawa Barat. 

Ketua Kelompok Proklim Desa Kertasari, Andi Irma, mengungkapkan bahwa bantuan mesin cetak ini  pastinya akan sangat membantu masyarakat, khususnya yang berada di area sekitar PLTU Sumbawa Barat  untuk  memaksimalkan produksi paving blok dan batako yang berbahan baku FABA.

"Ini merupakan berkah bagi kami karena bantuan mesin ini nantinya memiliki nilai ekonomis yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Terima kasih kepada PLN yang telah memberikan bantuan kepada kami," katanya.

Irma juga menjelaskan bahwa Proklimnya saat ini telah mempekerjakan empat orang dalam proses produksi batako dan paving blok. Selain itu, dengan adanya bantuan ini maka diperkirakan seribu buah paving block dan batako dapat terproduksi setiap hari. 

Sementara itu, Manager PLN UPK Tambora, Wayan Budi Laksana menjelaskan  pemanfaatan FABA ini tentu akan mendorong ekonomi sirkular, khususnya di Sumbawa Barat.

"Dengan memanfaatkan limbah yang merupakan produk buangan seperti FABA untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai jual, tentunya hal ini akan dapat menggerakkan ekonomi masyarakat di Sumbawa," ujar Wayan.

Penggunaan FABA sebagai campuran bahan baku produksi paving blok dan batako, akan meminimalisir biaya operasional yang timbul. Terlebih, FABA diperoleh secara gratis, tanpa dipungut biaya apapun. 

Hasil pengolahan FABA pun juga bervariasi. Tidak hanya paving blok, namun juga tetrapod, mortal dan plesteran, buis beton, kanstein, dan masih banyak lagi.

"Harapan kami tentunya semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan FABA. Selain dapat menyerap tenaga kerja, juga menguntungkan dari sisi ekonomis dan lingkungan," ucap Wayan

FABA sendiri adalah limbah padat hasil pembakaran batubara di PLTU yang  telah dikategorikan sebagai Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) oleh pemerintah. Dalam pemanfaatannya, PLN NTB telah berkolaborasi dengan berbagai pihak dari berbagai sektor, khususnya terkait penyediaan material di bidang konstruksi. 

Potensi limbah PLTU Sumbawa Barat sendiri adalah 30 ton/bulan. Dengan potensi yang begitu besar, diharapkan FABA dapat dimanfaatkan dalam pembangunan infrastruktur yang terus menerus dan berkelanjutan sehingga mendatangkan kemaslahatan untuk masyarakat NTB.