Wagub NTB apresiasi penanganan kebersihan Kota Mataram

id pilah,sampah,mataram

Wagub NTB apresiasi penanganan kebersihan Kota Mataram

Aktivitas petugas kebersihan sungai di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Sitti Rohmi Djalilah memberikan apresiasi terhadap penanganan kebersihan di Kota Mataram karena sudah menunjukkan kemajuan yang signifikan. "Kemajuan penanganan kebersihan di Mataram sudah signifikan. Tapi belum sempurna sebab mengatasi kebersihan tidak seperti membalik telapak tangan," katanya di Mataram, Kamis.

Namun, lanjut dia, apa yang telah dilakukan Kota Mataram selama ini patut diapresiasi sebab titik-titik tumpukan sampah yang kerap menjadi keluhan warga kota terus berkurang.

Ia mencontohkan tentang tumpukan sampah di samping Jembatan Karang Medain yang ini sudah tertangani bahkan lahan itu saat ini sudah ditata menjadi taman yang indah sehingga tidak ada lagi yang membuang sampah di tempat tersebut. "Hanya saja, yang masih menjadi pekerjaan rumah kita bersama, termasuk Kota Mataram, adalah penataan dan penanganan sungai," katanya.

Menurut dia, perlu dilakukan edukasi secara masif terhadap masyarakat yang berada di pinggir sungai agar tidak membuang sampah ke sungai karena bisa berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar.

Pemberdayaan masyarakat di sekitar bantaran sungai juga perlu dilakukan secara berkala, termasuk edukasi bagaimana memilah dan mengolah sampah dari rumah. "Perlu diingat kebersihan bukan kewajiban tapi kebutuhan. Karena itu, mari jangan lingkungan sekitar," katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram M. Kemal Islam sebelumnya telah mencanangkan program "Lisan Panutan" yang artinya lingkungan dengan sampah nihil melalui pemilahan sampah rumah tangga berkelanjutan di pinggir Kali Jangkuk Kelurahan Dasan Agung pada Minggu (30/7) dirangkai dengan gotong royong membersihkan lingkungan dan sempadan sungai.

"Targetnya, setelah itu tidak ada lagi warga yang membuang sampah di sungai. Warga harus sudah bisa memilah sampah dan mengumpulkan di pinggir jalan untuk kemudian diangkut petugas," katanya.


Baca juga: Dinas Pertamanan siapkan Seribu Pohon untuk Penghijauan
Baca juga: Dinas Pertamanan: Taman Udayana berpeluang Tingkatkan PAD


Menyikapi kelurahan warga yang sebenarnya sudah memilah sampah namun ketika ambil petugas sampah dicampur lagi, Kemal mengakui, karena keterbatasan kendaraan operasional. Harusnya kendaraan pengangkut bagi dua tapi karena kendaraan operasional masih terbatas sehingga dioptimalkan yang ada. Setelah di TPS, sampah akan dipilah lagi.

"Yang penting sekarang masyarakat mau pilah sampahnya dari rumah. Sampah rumah tangga sisa buah, sayur, makanan, dan lainnya kita gunakan sebagai pakan maggot," katanya.