Air Bendungan Meninting butuh penampungan di Lombok Tengah

id Bendungan Mujur ,DPD RI,NTB

Air Bendungan Meninting butuh penampungan di Lombok Tengah

Anggota DPD RI asal Nusa Tenggara Barat, TGH Ibnu Kholil (ANTARA/Akhyar)

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Tuan Guru Haji Ibnu Kholil mengatakan air dari Bendungan Meninting di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat membutuhkan penampungan di Lombok Tengah sehingga airnya tidak terbuang ke laut.

"Itu hasil pemaparan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) NTB," kata dia di pendopo Bupati Lombok Tengah di Praya, Rabu.

Ia mengatakan pembangunan Bendungan Mujur itu peting direalisasikan, sehingga air dari bendungan bisa tertampung sebelum mengalir ke laut sehingga kebutuhan air bagi para pelaku di Lombok Tengah bisa terpenuhi sesuai dengan yang direncanakan.

"Air yang akan terbuang ke laut, kalau tidak ada penampungan atau Bendungan Mujur itu sekitar 1000 liter per detik," katanya.

Untuk itu, pihak juga berharap kepada pemerintah pusat untuk bisa mewujudkan pembangunan Bendungan Mujur tersebut, karena bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Selain itu, katanya, air Bendungan Mujur itu bisa mendukung kebutuhan air bersih di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

Baca juga: Menteri PUPR ingatkan ancaman krisis air
Baca juga: Dirut PDAM: Bendungan Meninting menambah pasokan air baku

"Air Bendungan Mujur itu bisa mendukung kebutuhan air bersih untuk pengembangan pariwisata di KEK Mandalika," katanya.

Masalah proses pembangunan Bendungan Mujur itu berupa pembebasan lahan, di satu sisi keuangan daerah belum memungkinkan untuk mengeluarkan anggaran pembebasan lahan. Selain itu, katanya, kendala di masyarakat yang masih belum mendukung penuh rencana pembangunan bendungan itu.

"Kita tunggu saja informasi dari pemerintah pusat atau pihak BWS," katanya.

Kepala Bappeda Lombok Tengah Lalu Wirnata mengatakan luas lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan Bendungan Mujur sekitar 394, 94 hektare dan lahan sudah dibebaskan baru 4,44 hektare. Total biaya pembebasan tanah, bangunan, tanaman pohon serta aset bangunan lainnya yang terkena dampak pembangunan Bendungan Mujur yang masih dimiliki warga terkena dampak (WTD) Rp463.405.388.399.00 (NJOP) dan Rp570.028.660.206.43 untuk harga pasaran.

"Kebutuhan lahan keseluruhan pembangunan Bendungan Mujur seluas 394,94 hektare dan luas lahan yang sudah diukur dari empat desa seluas 173,12 hektare. Sementara luas lahan yang belum diukur di wilayah Desa Kelebuh yang sekarang menjadi Desa Persiapan Lelong 217,38 hektare," katanya.