Kupang (ANTARA) - Calon pendeta di Kabupaten Alor, NTT berinisial SAS yang melakukan kekerasan seksual kepada 12 anak di kabupaten itu mengaku pernah mengalami kekerasan seksual di masa kecil.
Kuasa hukum SAS, Amos Alekssander Lafu dikonfirmasi dari Kupang, Selasa malam mengatakan bahwa kliennya sudah diperiksa oleh penyidik Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor Alor.
“Klien saya mengakui semua perbuatannya, dan mengaku punya trauma masa lalu yakni menjadi korban kekerasan seksual,” katanya. Amos menjelaskan bahwa apa yang dialami oleh Kliennya sejak kecil tersebut kemudian membentuk karakter SAS setelah beranjak dewasa.
Amos menambahkan bahwa pengakuannya itu dia sampaikan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) saat dilakukan pemeriksaan oleh aparat kepolisian. Namun Amos sendiri tidak memberikan perincian kekerasan seksual seperti apa yang dialami oleh kliennya sejak kecil, karena hal itu akan masuk dalam materi persidangan.
Dia tidak ingin nanti kliennya dianggap oleh masyarakat berusaha membela diri dengan memberikan alasan punya trauma masa kecil. Kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh SAS dengan 12 korbannya yang didominasi anak usia 13-16 tahun terungkap setelah pada 1 September lalu beberapa korban membuat laporan ke Polres Alor.
Baca juga: Majelis Sinode Gereja dampingi enam anak korban kekerasan seksual di Alor
Baca juga: Jaksa dan kepolisian di NTB gelar pertemuan bahas UU Kekerasan Seksual
Perbuatannya tersebut berlangsung sejak Maret 2021 hingga Mei 2022 yang lokasinya dilakukan di sekitar gereja tempatnya bertugas. Untuk mencegah para korbannya melapor, SAS kemudian memvideokan dan memotret para korbannya sebagai barang bukti sekaligus menjadi bahan pegangannya untuk mengancam para korban jika melapor akan disebar video dan foto-nya.
Kapolda NTT Irjen Pol Setyo Budiyanto berharap agar dengan berbagai barang bukti yang ada seharusnya sanksi yang diterima oleh tersangka SAS maksimal. “Seharusnya bisa maksimal dengan barang bukti dan gelar perkara kasus itu,” ujar dia.
Berita Terkait
KPPPA perkuat pentahelix cegah kekerasan di ranah digital
Selasa, 26 November 2024 5:28
Penting peran pimpinan kampus lindungi Satgas PPKS
Sabtu, 23 November 2024 6:22
Penting budayawan turut edukasi pencegahan kekerasan
Jumat, 22 November 2024 4:41
Koster-Giri akankembangkan program akademi perempuan Bali
Kamis, 21 November 2024 7:59
Perlunya penguatan kapasitas Satgas PPKS
Senin, 11 November 2024 19:47
Menteri PPPA minta orang tua waspada lindungi anaknya
Senin, 14 Oktober 2024 17:41
KPAI tekankan peran semua pihak cegah kekerasan seksual
Jumat, 4 Oktober 2024 6:04
Kemensos galakkan kampanye cegah perundungan di sekolah
Selasa, 1 Oktober 2024 7:42