ASET PERBANKAN SYARIAH DI NTB RP1,65 TRILIUN

id

Mataram, 9/7 (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat aset perbankan syariah di wilayah itu periode Januari-Mei 2012 mencapai Rp1,65 triliun.

"Pertumbuhan aset perbankan syariah hingga Mei 2012 lebih dari 100 persen dibandingkan Mei 2011," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB H M Junaifin, di Mataram, Senin.

Menurut dia, pertumbuhan aset tersebut ditunjang oleh kian meningkatnya kepercayaan masyarakat NTB terhadap kinerja perbankan syariah.

Pertumbuhan aset tersebut diikuti oleh pertumbuhan dana pihak ketiga sejak Januari-Mei 2012 mencapai Rp704 miliar. Angka itu lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2011 senilai Rp470 miliar.

Dana pihak ketiga yang dikelola perbankan syariah, terdiri dari giro, deposito dan tabungan.

Sementara jumlah pembiayaan yang dikucurkan oleh tujuh perbankan syariah di NTB, periode Januari-Mei 2012 mencapai Rp111 triliiun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2011 senilai Rp735 miliar.

Junaifin mengatakan, dari sisi "non performing finance" (NPF) atau pembiayaan bermasalah hingga periode Januari-Mei 2012 mencapai Rp1,81 persen, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2011 sebesar 1,26 persen.

"NPF perbankan syariah di NTB masih di bawah standar sebesar lima persen. Artinya kondisi masalah pengembalian dana pembiayaan oleh nasabah masih bagus," ujarnya.

Ia mengatakan, jumlah bank umum syariah yang beroperasi di NTB, sebanyak tujuh unit, yakni Bank Muammalat, Bank Syariah Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah, Bank Rakyat Indonesia (BRI) unit syariah dan Bank NTB unit syariah.

Sementara bank umum asing yang beroperasi di NTB belum ada yang membuka unit syariah.

Menurut Junaifin, nasabah perbankan syariah di NTB masih relatif sedikit dibandingkan jumlah nasabah bank konvensional. Hal itu karena perbankan syariah masih tergolong baru, khususnya di NTB.

Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB dan kalangan perbankan syariah akan terus berupaya memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan produk-produk bank syariah.

"Seiring dengan perkembangan pertumbuhan ekonomi NTB, kami berharap agar bank umum nasional yang masih konvensional membuka unit syariah di sejumlah kabupaten/kota di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, NTB," katanya. (*)