Pemkot Mataram menebang pohon di pinggir kali cegah kerusakan talud

id talud,sungai,mataram

Pemkot Mataram menebang pohon di pinggir kali cegah kerusakan talud

Seorang warga sedang merapikan bekas penebangan pohon di Pinggir Kali Jangkuk Dasan Sari, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/Nirkomala

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melakukan penebangan belasan pohon di pinggir Kali Jangkuk Dasan Sari, karena dinilai merusak konstruksi jalan dan talud sungai.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Rabu, mengatakan, untuk penebangan pohon itu sudah dikoordinasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan mendapatkan izin dengan catatan harus ganti dengan jenis tanaman yang tidak merusak struktur jalan dan talud.

"Untuk jumlah pastinya pohon yang ditebang, akan saya konfirmasi lagi ke lapangan, tapi informasi sementara di atas 10 pohon ," katanya.

Menurutnya, jenis pohon yang ditanam saat ini merupakan jenis trembesi dan waru yang memiliki akar besar sehingga cenderung merusak struktur jalan bahkan talud sungai.

"Karena itulah, langkah yang kami ambil penebangan dan penanaman kembali jenis pohon lain agar tidak terjadi kerusakan di kemudian hari," katanya.

Lebih jauh Miftahurrahman mengatakan, kegiatan penebangan pohon itu menjadi satu kegiatan dengan proyek perbaikan Jalan Udayana-Dasan Sari Kali Jangkuk sepanjang 1,1 kilometer dengan total anggaran sekitar Rp3,7 miliar bersumber dari dana alokasi khusus (DAK).

Kondisi jalan di bagian Utara Kali Jangkuk Dasan Sari-Dasan Agung diprioritaskan karena jalan tersebut retak dan rawan longsor akibat permukaan tanah bergeser atau turun.

"Besarnya anggaran untuk perbaikan jalan tersebut karena selain akan dilakukan hotmix, juga telah dilakukan pembuatan saluran dengan menggunakan box culvert," katanya.

Lebih jauh Miftahurrahman mengatakan, berdasarkan hasil kajian pengerjaan proyek untuk jalan di Dasan Sari ternyata penurunan struktur jalan yang dinilai rawan longsor juga dipicu karena adanya pipa besar milik PDAM Giri Menang Mataram.

"Jadi konstruksi jalan yang turun hingga kondisi miring dan pecah-pecah bukan karena pengaruh hempasan air sungai, melainkan karena bekas galian pipa," katanya.

Dia menambahkan, anggaran proyek perbaikan jalan rawan longsor itu bersumber dari pemerintah pusat melalui dana alokasi khusus (DAK) total sekitar Rp10 miliar untuk tiga titik.

Khusus untuk di Jalan Udayana Dasan Sari mendapat anggaran sebesar Rp3,7 miliar dan bagian selatan di Dasan Agung Rp621 juta dan sisanya untuk di Jalan Ansor Komplek Pemda Elit Lingkungan Pandai Emas.